Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, Pemerintah Harus Perhatikan Cabai

Kompas.com - 11/03/2012, 03:50 WIB
Ester Meryana

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pasti akan berdampak pada meningkatnya angka inflasi. Oleh sebab itu, pemerintah harus mengontrol kenaikan harga barang di pasar, khususnya bahan pangan, demi mengantisipasi kenaikan inflasi yang tak seharusnya.

Kepala Ekonom BNI, Ryan Kiryanto, memberikan prediksi kenaikan inflasi karena naiknya harga BBM bersubsidi juga tarif dasar listrik bisa mencapai 1,5-2 persen. Dengan kata lain inflasi mungkin ada di angka 6-7 persen. Jauh dari target pemerintah di kisaran 3,5-5,5 persen untuk tahun 2012.

"Cuma saya agak sedikit (atau) tidak terlalu khawatir (dengan kenaikan harga BBM karena) mestinya pemerintah harus punya resep atau cara-cara untuk dapat menangkal kenaikan di pasar (agar) tidak liar. Karena yang susah dikontrol adalah kenaikan harga barang di tingkat konsumen," ujar ujar Ryan kepada Kompas.com, seusai menghadiri acara diskusi wartawan terkait Rencana Induk Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), di Bogor, Sabtu (10/3/2012).

Menurut dia, pemerintah harus cermat mengintip bagaimana perkembangan harga di tingkat konsumen di pasar-pasar. Perhatian lebih harus diberikan kepada sembilan bahan pokok dan bahan pangan seperti cabai.

"Sembako adalah kontributor utama inflasi terutama beras, ikan asin. (Dan) cabai adalah komponen inflationary (inflasi) yang paling tinggi. Jadi kalau ini nggak bisa dijaga bahaya," tegas dia.

Oleh sebab itu tidak jarang pemerintah harus mengeluarkan keputusan impor seperti beras, gula, hingga garam. Ini dilakukan untuk menstabilkan harga barang di pasar. Selain impor, pemerintah juga bisa melakukan operasi pasar untuk menjaga kestabilan harga beras.

"Nah itu operasi pasar harus dilakukan untuk stabilisasi harga karena dampak inflationary-nya di tingkat konsumen itu pasti tinggi. Kan distribusi barang dari produsen, grosir, grosir kecil sampai retailer. Nah sampai ke retailer itu terjadi eksponensial kenaikan kan. Nah itu yang berbahaya," pungkas Ryan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com