Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertanian Penyumbang Utama Pertumbuhan Ekonomi Aceh

Kompas.com - 14/03/2012, 18:41 WIB
Mohamad Burhanudin

Penulis

BANDA ACEH, KOMPAS.com — Sektor pertanian tak hanya penyumbang terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Aceh, namun juga sektor yang menunjang pertumbuhan ekonomi di provinsi ini. Namun, sebagai sektor yang mempunyai peran signifikan dalam perekonomian, pengembangan sektor ini masih terbelakang.

Kepala Cabang Bank Indonesia Banda Aceh, Mahdi Muhammad, Rabu (14/3/2012), mengungkapkan, pada 2011 per tumbuhan ekonomi di Aceh tumbuh signifikan, yaitu sebesar 5,02 persen dari 2,79 persen pada tahun 2010. Peningkatan pertumbuhan hanya terjadi pada sektor pertanian dan sektor jasa-jasa dengan pertumbuhan masing-masing 6,74 persen dan 4,43 persen.

Sementara sektor-sektor lainnya tumbuh melambat, kata Mahdi, dalam makalah tertulisnya pada acara Aceh Cocoa-Coffee Conference 2012 di Banda Aceh, Rabu. Konferensi ini diselenggarakan oleh Multi Donor Fund (MDF), Swisscontact, International Organization for Migration, Forum Kakao Aceh, dan Pemerintah Provinsi Aceh.

Dalam struktur PDRB, lanjut dia, sektor pertanian di Aceh memiliki kontribusi 27,70 persen hingga triwulan keempat 2011. Sektor ini didominasi sektor tanaman pangan, seperti padi-padian, jagung, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.

Sektor pertanian di Aceh sebagian besar masuk kategori sektor mikro kecil dan menengah (MKM). Statistik kredit menunjukkan, sektor MKM pertanian hanya memiliki pangsa sebesar 0,76 persen . Jauh dibanding penyaluran kredit untuk sektor perdagangan yang mencapai 25,96 persen. Padahal, kredit permodalan sangat dibutuhkan pelaku sektor pertanian, khususnya petani untuk dapat mengembangkan usaha pertaniannya.

Dari segi tingkat non performing loan (NPL) atau kredit bermasalah, sektor pertanian hanya menunjukkan angka 7,89 persen atau jauh di bawah sektor konstruksi yang mencapai 34,49 persen. Tingkat NPL sektor pertanian juga tercatat lebih rendah dibanding sektor industri pengolahan dan perdagangan, yang masing-masing mencapai 9,95 persen dan 8,17 persen.

Mahdi menyebutkan, ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kredit di sektor MKM, khususnya pertanian, di antaranya adalah lemahnya struktur permodalan dan kurangnya akses pada sumber pembiayaan, kurangnya akses pema saran ke pasar potensial, dan kualitas barang yang dihasilkan belum terstandardisasi.

Usaha sektor pertanian, lanjut Mahdi, biasanya belum mencapai skala ekonomis sehingga biaya overhead-nya tinggi dan menyebabkan keuntungan petani sangat minim.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, Iskandar, mengatakan, sektor pertanian akan menjadi prioritas untuk dikembangkan ke depan. Ada 4 komoditas yang akan menjadi andalan, yakni kakao, kopi, kelapa sawit, dan karet.

 Iskandar mengatakan, untuk menuju ke sana, kami akan mempercepat pembangunan infrastruktur, deregulasi tata ruang, revitalisasi sekolah kejuruan, dan pelatihan untuk mendorong peningkatan kapasitas petani.

Mengenai masih rendahnya kredit untuk sektor pertanian, hal tersebut disebabkan minimnya kemampuan petani untuk dapat mengakses kredit perbankan. Ke depan, Pemerintah Provinsi Aceh akan mendorong agar petani semakin mudah mendapatkan akses perbankan. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com