Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapal Pencari Ikan Tuna Terjebak

Kompas.com - 19/03/2012, 03:48 WIB

CILACAP, KOMPAS - Sekitar 70 kapal longline pencari ikan tuna dengan ratusan anak buah kapal terjebak di perairan selatan Pulau Jawa. Saat ini, ketinggian gelombang laut hingga 6 meter sehingga hasil tangkapan tidak maksimal dan mengakibatkan pengusaha merugi ratusan juta rupiah.

Ketua Asosiasi Pengusaha Kapal Ikan Cilacap Sanpo, Minggu (18/3), mengatakan, cuaca buruk di Samudra Hindia menyebabkan kapal longline, terutama yang melaut di selatan Jawa, bertahan di tengah laut. Sebagian berlindung di perairan dangkal di sekitar pantai selatan di Cisolok, Kabupaten Sukabumi, dan Pangandaran, Kabupaten Ciamis.

”Lima hari terakhir, praktis hanya bisa bertahan supaya tidak tersapu gelombang tinggi. Sebab, info dari salah satu kapal, ombak di tengah laut mencapai 7-8 meter,” ujarnya.

Dia menyebutkan, setidaknya ada 40 kapal yang masih terjebak di tengah samudra. Sedangkan 30 kapal lain berlindung di sejumlah pantai dan pulau kecil di pesisir selatan Jawa. Adapun 15 kapal milik pengusaha ikan lain tertahan di dermaga Cilacap karena terhadang gelombang.

Menurut Sanpo, kerugian pengusaha mencapai ratusan juta rupiah, terutama yang memiliki lebih dari 10 kapal. Dia mengatakan, setiap kapal pencari tuna butuh biaya operasional hingga Rp 100 juta per bulan. Dengan kondisi cuaca ekstrem saat ini, kapal-kapal tersebut tidak mampu mencari ikan secara maksimal karena sering berhenti akibat munculnya badai dan terhadang gelombang.

Belum melaut

Cuaca buruk yang melanda pantai utara dan selatan Jawa menyebabkan pelayaran dari Jawa Timur ke pulau-pulau kecil terhambat. Pelayaran rakyat berhenti dan pelabuhan menerapkan sistem buka-tutup.

Pelabuhan Jangkar, Kabupaten Situbondo, yang melayani penyeberangan dari Situbondo ke Kangean dan Sapudi di Madura, distop sejak tiga hari lalu.

Berbeda dengan nelayan kecil (dengan kapal berbobot sekitar 5 gross tone) di Kota Tegal, Kabupaten Tegal, dan Brebes, Jawa Tengah, justru mulai melaut, setelah sepekan berhenti akibat gelombang tinggi hingga 4 meter.

Ketua Kelompok Usaha Bersama Karya Mina, Desa Munjungagung, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, Warnadi, mengatakan, saat ini sekitar 80 dari 120 perahu di desa itu kembali beroperasi. Ketinggian ombak masih 2 meter, tetapi kondisi angin sudah tenang.

Sementara pencarian awak kapal kargo Serunting 1 yang tenggelam di perairan barat Lampung-Bengkulu resmi dihentikan oleh Badan SAR Nasional meski baru menemukan seorang korban tewas.

Koordinator Badan SAR Nasional Pos SAR Lampung Andri Andi mengatakan, pencarian 16 awak kapal Serunting 1 yang belum ditemukan dihentikan sejak Jumat (16/3) sore. Cuaca buruk dan ketidakpastian koordinat tenggelamnya kapal mempersulit pencarian sepekan terakhir. (WIE/NIT/JON/RWN/GRE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com