Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arviyan: Sepuluh Bank dengan Aset Terbesar

Kompas.com - 02/05/2012, 05:12 WIB

Beroperasinya PT Bank Muamalat Indonesia Tbk pada 1 Mei 1992 menandai era perbankan syariah di Indonesia. Di sela-sela perayaan milad Bank Muamalat yang ke-20, Selasa (1/5), Kompas mewawancarai Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin. Berikut petikannya.

Apa makna 20 tahun ini?

Dari sisi kualitatif, kami menginspirasi pelaku bisnis perbankan untuk mengembangkan industri syariah. Dari sisi kuantitatif, aset Bank Muamalat kini Rp 32,5 triliun, tumbuh pesat dalam tiga tahun terakhir. Sejak tahun 1992 sampai tahun 2008, aset Bank Muamalat hanya Rp 12 triliun. Pada 2009-2011, aset kami tumbuh menjadi Rp 30 triliun. Kenapa? Karena iklim sudah kondusif. Pasar sudah bisa menerima keberadaan syariah. Perangkatnya sudah dibuat cukup lengkap oleh BI.

Mengapa aset perbankan syariah masih lambat berkembang di Indonesia?

Kalau mengharapkan pertumbuhan organik saja, mungkin perlu waktu panjang. Kita harus mencontoh Malaysia yang tidak mengandalkan pertumbuhan aset dari organik. Mereka mengonversi beberapa bank konvensional menjadi syariah. Dengan demikian, pertumbuhan perbankan syariah lebih cepat.

Apa target selanjutnya?

Kami bercita-cita masuk dalam kelompok bank dengan 10 aset terbesar di Indonesia, bisa menembus nilai Rp 100 triliun. Kami ingin tidak hanya berkiprah di nasional, tetapi juga di regional, bahkan internasional. Dukungan pemegang saham akan kami optimalkan. Dengan kondisi itu, kami yakin menjadi bank syariah terbesar di Indonesia.

Apa syaratnya?

Transformasi yang sudah dimulai sejak tiga tahun lalu. Sumber daya manusia dan teknologi informasi adalah kunci pengembangan ke depan. Tanpa teknologi canggih, bank akan kalah bersaing. Secanggih apa pun, kalau sumber daya manusia tak mumpuni, tidak bisa juga. Untuk mencapai aset Rp 100 triliun, kami tidak mau membangun di atas fondasi yang rapuh. (idr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com