Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kelangkaan Gas Mulai Ganggu Industri Kecil

Kompas.com - 01/06/2012, 03:05 WIB

Jakarta, Kompas - Sulitnya mendapatkan elpiji ukuran 3 kilogram di pasaran membuat proses produksi di sentra industri tempe di Semanan, Kecamatan Kalideres, Jakarta Barat, terganggu.

”Sudah tiga pekan terakhir, para perajin sulit mendapatkan elpiji 3 kg di sekitar sini. Kebutuhan kami banyak, tapi jatah dari agen langganan dikurangi. Harganya pun naik Rp 2.000 sampai Rp 3.000, jadi sekitar Rp 16.000,” kata Suharto, Ketua Primer Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia Swakerta Jakarta Barat, Kamis (31/5).

Para perajin setidaknya memerlukan satu tabung elpiji 3 kg untuk proses produksi 50 kg kedelai.

Saat ini ada sekitar 800 perajin di sentra industri tempe Semanan. Menurut Suharto, sekitar 80 persen perajin masih menggunakan kayu bakar, sementara sisanya sudah menggunakan gas.

Menyusul kelangkaan elpiji 3 kg di pasaran, aktivitas di stasiun pengisian dan pengangkutan bulk elpiji (SPPBE) berlangsung lengang. Beberapa agen duduk-duduk di area SPPBE PT Gilangas Perkasa, Cinangka, Kota Depok.

”Saya menunggu agen yang tidak mampu menghabiskan jatah penjualannya. Saya akan beli lalu menjualnya ke pelanggan saya yang sudah meminta agar dikirim,” kata Nano, agen elpiji dari PT Prima Pelita Gas.

Nano sudah kehabisan jatah penjualan beberapa hari sebelumnya. Namun, dia dan sebagian besar agen tidak dapat mengisi tabung karena memang ada pengurangan jatah di tingkat agen. Akan tetapi, dia yakin, stok elpiji di Pertamina sebenarnya masih banyak.

Redam pengoplosan

Pihak SPPBE di Srengseng, Jakarta Barat, mengakui adanya pengurangan pasokan guna meredam maraknya pengoplosan elpiji.

”Memang ada pengurangan 5 persen dari total pasokan untuk Jakarta dan sekitarnya, tetapi dampak yang terasa seperti separuh elpiji hilang,” ujar Agus Samsul dari bagian umum SPPBE Srengseng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com