Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin: Potensi Bisnis Masyarakat Muslim Besar

Kompas.com - 05/06/2012, 13:42 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota LP3E (Lembaga Pengkajian Peneliti dan Pengembangan Ekonomi Kamar Dagang dan Industri) Kadin Indonesia, Anas M Fauzi, mengatakan, produk halal telah menjadi tren di banyak negara. Hal ini membuat perdagangan produk halal kian menarik. "Potensi bisnis dari masyarakat Muslim itu besar," sebut Anas, dalam diskusi dengan wartawan di Kantor Kadin Indonesia, Selasa (5/6/2012).

Ia mengatakan, masyarakat sekarang ini cenderung mengidentikkan produk halal sebagai suatu produk yang diproses dengan bersih dan aman. Ini lantaran untuk mendapatkan sertifikat halal, penilaian terhadap suatu produk tidak hanya berdasarkan kandungan bahan bakunya. Sertifikasi halal juga berlaku untuk proses pembuatan produknya.

Misalnya saja, kata Anas, produk hewani disebut haram apabila tidak disembelih secara syar'i. "Halal itu bersih. Sudah jadi tren di banyak negara, bahkan negara-negara non-Muslim," tutur dia.

Ia pun menyebutkan, menurut data Halal Science Center Universitas Chulalongkorn tahun 2007, sebanyak 1,8 miliar orang Muslim di 148 negara mengonsumsi makanan halal senilai 580 miliar dollar AS. Pasar produk halal di negara non-Muslim pun besar. Sebanyak 8 juta masyarakat Amerika Serikat menggelontorkan uang 17,5 miliar dollar AS untuk produk halal, sedangkan 18 juta orang di Uni Eropa mengeluarkan dana sebesar 19,7 miliar dollar AS untuk produk yang sama.

Alhasil, kata Anas, kini semakin banyak badan sertifikasi halal yang berdiri di banyak negara. Dan, perusahaan mau tidak mau harus mendaftarkan produknya untuk sertifikat halal demi masuk ke dalam potensi bisnis masyarakat Muslim yang besar. "Pada 16 Februari 2012, LPOM MUI China resmi beroperasi," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com