JAKARTA, KOMPAS
”Paling tidak akhir 2014, 2015 kami sudah harus di bintang 5,” ujar Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk Emirsyah Satar pada acara BUMN Marketeers Club di Cengkareng, Tangerang, Banten, Jumat (29/6). Dalam acara itu, hadir guru pemasaran Hermawan Kartajaya dan sejumlah direksi BUMN.
Menurut Emirsyah, untuk jadi bintang lima, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan, misalnya unit kapital dan teknologi informasi. ”Saat ini, kami ada 164 inisiatif dan 28 touch point. Nah, di situ satu per satu kami perhatikan dan audit bagaimana bisa jadi bintang lima,” ujarnya.
Ia mencontohkan, pihaknya baru membeli sistem bernama Amadeus, sebuah sistem untuk meningkatkan pelayanan reservasi dan lainnya. Melalui sistem itu, salah satunya bisa diketahui kegemaran calon penumpang sehingga bisa diwujudkan saat mereka sudah di atas pesawat dalam rangka peningkatan pelayanan.
Ia mengakui, dukungan sumber daya manusia yang andal sangat penting untuk menjadi bintang lima. Pihaknya optimistis hal itu bisa tercapai karena orang Indonesia memiliki orientasi memberikan pelayanan terbaik dan ramah.
Saat ini, pesawat yang dimiliki Garuda baru 92 buah. Tahun 2015, jumlah pesawat diharapkan 194 buah. Dengan jumlah yang terus bertambah, diharapkan pelayanan kepada masyarakat bisa semakin meningkat dengan cakupan wilayah yang terlayani semakin luas.
Pada semester I-2013, rencananya Garuda akan mengoperasikan pesawat pengumpan
”Kami hendak beli turboprop. Pesawat dengan baling-baling ini akan kami taruh di Indonesia timur, barat, tengah. Ada 50 unit feeder, tetapi dilakukan secara bertahap,” kata Emirsyah.
Disinggung apakah dengan pesawat kecil ini nantinya Garuda membuka penerbangan baru, Emirsyah mengatakan, pangsa pasar cukup besar sehingga Garuda dan maskapai lain bisa saling melengkapi.