Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diduga Dumping, Jepang Selidiki Kertas Fotokopi Indonesia

Kompas.com - 08/07/2012, 03:22 WIB

Produk kertas Indonesia di Jepang sudah 20 tahun beredar dan semakin lama memang semakin banyak peminatnya di negeri Sakura ini. Memang agak aneh kalau sudah 20 tahun ini justru baru sekarang diselidiki dan dituduh melakukan Dumping penjualan kertas di Jepang.

Selain itu sebuah perusahaan kertas Indonesia juga sempat membantu korban bencana di daerah Tohoku 11 Maret tahun lalu dengan mengeluarkan dana sumbangan 100 juta yen. Demikian pula belum lama ini seorang pejabat pemerintah Jepang datang ke sebuah perusahaan kertas Indonesia di Tokyo meminta bantuan kertas toilet, apabila nantinya di Tokyo terjadi gempa bumi atau bencana alam.

“Tentu saja kami pasti akan bantu Jepang dalam keadaan bencana seperti itu,” tekannya.

Diharapkan semua perusahaan kertas Indonesia sudah mengembalikan dan menjawab pertanyaan dari pemerintah Jepang per 1 Oktober mendatang. Selanjutnya 29 Oktober pertemuan dengan berbagai pihak. Lalu tim pemerintah Jepang ke Indonesia melakukan penyelidikan setempat.

Hasil sementara penyelidikan juga akan dikirimkan ke berbagai pihak, baik pihak Jepang maupun pihak Indonesia untuk ditinjau lebih lanjut. Akhirnya setelah kurang lebih satu tahun, hasil akhir penyelidikan diumumkan melanggar Peraturan Anti Dumping WTO atau tidak melanggar.

Kemarin adalah hari ketiga penyelidikan. Apabila melanggar tentu jumlah impor kertas Indonesia akan sangat berkurang dan kesempatan masuk impor kertas dari negara lain bertambah, misalnya dari Cina. Apakah Cina ada di belakang layar kasus ini? (Richard Susilo)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

IHSG Lanjutkan Kenaikan Tembus Level 7300, Rupiah Tersendat

Whats New
Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Pengusaha Korea Jajaki Kerja Sama Kota Cerdas di Indonesia

Whats New
Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Menko Airlangga Siapkan Pengadaan Susu untuk Program Makan Siang Gratis Prabowo

Whats New
Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com