Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hapus "Outsourcing" dan Tolak Upah Murah

Kompas.com - 12/07/2012, 12:33 WIB
Fabian Januarius Kuwado

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ribuan buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mulai berkonsentrasi di dua titik unjuk rasa, yaitu Bundaran Hotel Indonesia dan Istana Negara, Kamis (12/7/2012) siang ini.

Para buruh berunjuk rasa menuntut penghapusan outsourcing dan upah murah. Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan, aksi tersebut merupakan respons awal atas sikap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang memaksa menerbitkan Peraturan Pelaksanaan Tahapan Pencapaian Kebutuhan Hidup Layak.

"Dengan dipaksakannya penerbitan itu, maka secara nominal para pekerja akan tetap tidak bisa hidup layak dan harus terus berutang," tegasnya.

Iqbal menegaskan, para buruh harus menegakkan konstitusi saat negara kehilangan peran dalam melindungi para pekerja. Oleh karena itu, pihaknya menuntut beberapa hal, yaitu mendesak Kemennakertrans untuk mengubah peraturan tersebut sesuai dengan kebutuhan para buruh.

"Hentikan politik upah murah dan berlakukan upah layak dengan cara, hapus pasal pentahapan yang gagal dijalankan selama lima tahun, upah minimum minimal 100 persen KHL (Kebutuhan Hidup Layak), upah minimum sektoral minimal 10 persen dari UMK," lanjutnya.

Berdasarkan pantauan, massa buruh mulai mendatangi depan Istana Negara pukul 12.15 WIB. KSPI mengkalim akan mengerahkan 50.000 buruh. Sebelumnya, massa berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia dan rencananya mereka akan melakukan aksinya di Kementerian Koordinator Perekonomian serta Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Massa yang menggunakan berbagai atribut datang ke Bundaran Hotel Indonesia dengan menggunakan puluhan bus. Mereka kemudian melakukan long march ke Istana Negara sehingga menyebabkan tersendatnya arus lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Barat.

Berdasarkan siaran persnya, KSPI merupakan gabungan dari berbagai organisasi buruh, antara lain, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Federasi Serikat Pekerja Industri Semen Indonesia (FSP ISI), dan Serikat Pekerja Percetakan Penertiban dan Media Informasi (SP PPMI).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

    PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

    Whats New
    Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

    Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

    Work Smart
    Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

    Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

    Whats New
    Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

    Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

    Whats New
    Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

    Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

    Earn Smart
    Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

    Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

    Whats New
    Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

    Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

    Whats New
    Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

    Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

    Earn Smart
    KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

    Whats New
    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

    Whats New
    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

    Whats New
    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

    Whats New
    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

    Whats New
    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

    Whats New
    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com