Selain belum punya lembaga penanganan krisis perbankan, UE juga tak punya kesatuan fiskal untuk membiayainya. Yang ada baru bantuan likuiditas dari ECB dan dana rekapitalisasi secara terbatas melalui EFSF dan ESM. Dana likuiditas berjangka tiga tahun dari ECB sangat bermanfaat untuk mencegah kolapsnya industri perbankan di negara-negara Eropa Selatan karena pemilik deposito sudah mulai memindahkan dana mereka dari perbankan di negara-negara ini ke negara lain yang dianggap aman, seperti Jerman, Inggris, dan Amerika Serikat.
Selain perlu menyediakan dana, UE pun perlu melakukan sinkronisasi dan harmonisasi sistem hukumnya yang saling berbeda agar dapat secara langsung mengambil alih kepemilikan aset ataupun bank bermasalah di semua negara anggota dan melakukan restrukturalisasinya. Caja di Spanyol, misalnya, adalah milik masyarakat atau gereja yang didirikan untuk tujuan sosial guna melawan pelepas uang. Caja tak mengeluarkan saham dan modalnya terutama bersumber dari cadangan atau keuntungan yang tidak dibagikan. Oleh karena itu, suntikan modal dari ESM tidak akan digantikan oleh saham. UE pun belum memiliki asuransi deposito yang menyatu. Yang ada hanya perusahaan asuransi deposito nasional di setiap negara dengan jumlah jaminan deposito yang berbeda pula. Asuransi deposito diperlukan untuk mencegah terjadinya pemindahan deposito secara besar-besaran (bank runs) antarbank ataupun antarnegara yang dapat melumpuhkan sistem pembayaran dan transaksi perekonomian. Beban anggaran asuransi deposito juga besar, terutama dalam masa krisis.