Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pengolahan Belum Siap

Kompas.com - 18/07/2012, 02:59 WIB

Jakarta, Kompas - Industri pengolahan rumput laut di dalam negeri masih belum optimal dalam menyerap bahan baku di dalam negeri. Untuk itu, pemerintah akan mendorong investor asing untuk mengembangkan pabrik di Indonesia.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan Saut Hutagalung di Jakarta, Selasa (17/7), mengemukakan, hanya 20-25 persen produksi rumput laut yang diserap oleh industri olahan dalam negeri. Sebagian besar rumput laut diekspor dalam bentuk kering.

”Jangan terlalu menjanjikan produk olahan kalau (industri) kita belum siap menyerap bahan baku untuk diolah,” ujar Saut.

Jumlah industri olahan rumput laut saat ini hanya 27 unit, yakni mencakup produk lembaran (chip), semipengolahan (semi-refine), karagenan, dan tepung agar.

Saat ini, pihaknya menawarkan beberapa negara tujuan ekspor rumput laut untuk membangun pabrik olahan di Indonesia, di antaranya China, Filipina, dan Cile. China, misalnya, meminta jaminan bahan baku 50.000 ton per tahun. ”Kami upayakan terpenuhi,” ujarnya.

Data Kementerian Kelautan dan Perikanan, produksi rumput laut mencapai 4,3 juta ton basah tahun 2011 dan diprediksi terus naik pada tahun mendatang. Sebanyak 95.200 ton di antaranya jenis Gracilaria kering.

Beberapa negara tujuan ekspor rumput laut antara lain China, Filipina, Denmark, Korea Selatan, Jerman, Perancis, India, dan Cile. Produk rumput laut yang diekspor umumnya berupa rumput laut kering.

Saut mengakui, keterbatasan industri pengolahan membuat Indonesia bergantung pada impor produk olahan rumput laut. Bahkan, impor rumput laut tahun lalu tidak terkendali. Tahun 2011, impor karagenan mencapai 1.380 ton atau 70 persen dari total kebutuhan. Juga impor 800 ton tepung agar.

Menurut Saut, tahun ini impor produk olahan rumput laut akan dikendalikan, yakni maksimal 25 persen dari kebutuhan. Per pertengahan 2012, impor karagenan sekitar 100 ton.

Sementara itu, nilai ekspor rumput laut ditargetkan naik dari 200 juta dollar AS tahun 2011 menjadi 230 juta dollar AS tahun ini. (LKT)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com