Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kini, Pertamina Jual Pertamax Racing di SPBU

Kompas.com - 20/07/2012, 15:38 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) kini menjual Pertamax Racing, yakni bahan bakar balap yang mampu menghasilkan daya dan torsi tinggi tanpa menimbulkan detonasi agar kendaraan balap responsif dan berkinerja stabil, dengan outlet dispenser di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

"Peluncuran Pertamax Racing outlet ini sesuai dengan pertumbuhan penyelenggaraan kegiatan balapan yang memerlukan dukungan bahan bakar berkualitas tinggi dengan standar internasional," sebut Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan, di Jakarta, Jumat (20/7/2012).

Pertamax Racing adalah produk Refinery Unit III Plaju milik Pertamina. Produk ini pun satu-satunya produk bahan bakar balap yang diproduksi di dalam negeri. Produk Pertamax Racing, kata Karen, mengacu pada spesifikasi Federation International Motor (FIM) dan Federation International Automobile (FIA). Dengan memenuhi spesifikasi keduanya maka produk ini pun berpeluang untuk diekspor.

Sejak Desember 2010, Pertamax Racing telah dipasarkan dalam kemasan pail 20 liter. Wilayah distribusinya meliputi Pulau Jawa dan Sumatera. Kini, di Jabodetabek, bahan bakar RON minimal 100 tersebut akan disediakan melalui outlet dispenser di dua SPBU yakni SPBU COCO 31.129.02 Kuningan dan SPBU COCO 31.122.40 Pondok Indah.

Harga jualnya Rp 35.000 per liter. Harga pun bisa berubah seiring dengan perkembangan harga minyak dunia. "Namun untuk penjualan dalam bentuk kemasan berisi 20 liter tetap dilakukan dan sudah tersebar di 53 SPBU COCO di DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, serta 14 SPBU COCO yang dapat melayani pembelian Pertamax Racing di Sumatera," tandas Karen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com