Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Tidak Tembus Rp 10.000 Per Dollar AS, Asal...

Kompas.com - 30/08/2012, 15:12 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nilai tukar rupiah tidak akan menembus level Rp 10.000 per dollar AS. Hal itu bisa terjadi bila Bank Indonesia (BI) dan pemerintah segera mengintervensi pelemahan rupiah terhadap dollar AS.

Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti menjelaskan, posisi kritis pelemahan rupiah berada pada level Rp 9.700-9.800 per dollar AS. "Jika lebih dari itu, BI dan pemerintah akan segera ikut campur. Saat ini masih di level Rp 9.584 per dollar AS," kata Destry kepada KOMPAS.com di Jakarta, Kamis (30/8/2012).

Menurut Destry, pelemahan rupiah atas dollar AS ini lebih disebabkan karena kondisi permintaan dan penawaran dari domestik. Saat ini, kondisi permintaan dollar AS di Tanah Air cenderung lebih tinggi. Apalagi transaksi impor di Tanah Air juga lebih tinggi dibandingkan ekspor. Di sisi lain, persediaan dollar AS di Tanah Air juga terbatas.

Selama ini, ekspor juga masih terhambat dan cenderung stagnan, khususnya ekspor yang masih didominasi oleh komoditas. "Caranya sederhana, BI harus meredam kondisi dollar AS di pasar," tambahnya.

Masalahnya, BI saat ini cenderung mencari level keseimbangan baru untuk nilai tukar. Di sisi lain, BI juga tidak akan begitu saja melepas cadangan devisa dollar AS untuk menstabilkan nilai tukar. "Cadangan devisa kita saat ini juga stagnan. Kalau digunakan untuk intervensi, ini juga tidak bisa langsung besar. BI akan hati-hati dalam mengintervensi," jelasnya.

Oleh karena itu, dalam jangka pendek BI harus segera masuk ke pasar. Namun, dalam jangka panjang, pemerintah juga harus turun tangan. "BI tidak bisa jalan sendiri. Pemerintah juga harus turun," tambahnya.

Bila skema nilai tukar akan terus berjalan seperti ini, Destry memperkirakan nilai tukar pada akhir tahun masih di level Rp 9.600-9.700 per dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

    Whats New
    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

    Whats New
    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

    Whats New
    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

    Whats New
    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

    Whats New
    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

    Whats New
    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

    Whats New
    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

    Whats New
    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

    Whats New
    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

    Whats New
    Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

    Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

    Whats New
    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

    Whats New
    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

    Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

    Whats New
    Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

    Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

    Whats New
    60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

    60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com