Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buruh Penyadap Karet Hentikan Aktivitas

Kompas.com - 10/09/2012, 17:37 WIB
Dwi Bayu Radius

Penulis

  

 

PALANGKARAYA, KOMPAS.com-  Masyarakat Kalimantan Tengah yang menjadi buruh penyadap karet kini berhenti melakukan pekerjaan itu. Mereka berhenti menjadi buruh penyadap karet karena upahnya tak lagi memadai seiring dengan harga komoditas tersebut yang anjlok.

Mardy Darau (55), buruh penyadap karet di Palangkaraya, Kalteng, Senin (10/9/2012), mengatakan, harga karet saat ini sekitar Rp 600.000 per kuintal. Harga itu turun jauh dibandingkan  tiga bulan lalu yang mencapai Rp 1,3 juta per kuintal.

Mardy enggan menyadap karet lagi karena upah yang turun seiring anjloknya harga. Sebagai buruh penyadap karet, ia diupah sebesar Rp 100.000 per hari untuk mengambil getah dari sekitar 500 pohon karet pada pukul 08.00-15.00. Upah jauh menurun dibandingkan sebelumnya, sekitar Rp 250.000 per hari.

Apalagi, jarak ke kebun karet cukup jauh. Ia tak tahu pasti, berapa kilometer harus ditempuh. Namun, ia harus naik sepeda motor lalu naik perahu untuk sampai di kebun. "Naik perahu menyusuri Sungai Rungan. Kira-kira setelah satu jam perjalanan, baru sampai di kebun," tuturnya.

Itu pun, Mardy harus turun ke tepi sungai lebih dulu dengan kedalaman sepinggang sebelum sampai ke kebun. Saat menyadap karet, ia bekerja dengan sebagian pakaian yang basah. "Tidak nyaman. Setelah tak menyadap karet, saya menjadi buruh bangunan, berburu, atau membuat perahu," ujarnya.

Pengamat ekonomi dari Universitas Palangkaraya, Darmae Nasir membenarkan, karakteristik unik dari masyarakat pedesaan, khususnya di daerah aliran sungai besar yakni mereka berhenti menyadap jika harga karet turun.    

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Luhut Optimistis Upacara HUT RI Ke-79 Bisa Dilaksanakan di IKN

Whats New
Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

Perkuat Distribusi, Nestlé Indonesia Dukung PT Rukun Mitra Sejati Perluas Jaringan di Banda Aceh

BrandzView
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Harga Emas Dunia Turun di Tengah Penantian Pasar

Whats New
Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Resmi Melantai di BEI, Saham Emiten Aspal SOLA Naik 30 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com