Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daya Saing Rendah, Hipmi Minta TDL IKM Tidak Dinaikkan

Kompas.com - 17/09/2012, 09:47 WIB
M Fajar Marta

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Himpunan  Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) meminta, agar pemerintah tidak menaikkan tarif dasar listrik (TDL) untuk Industri Kecil Menengah (IKM).

Hal itu diutarakan Ketua Bidang Energi BPP Hipmi Reza Rajasa di Jakarta, Senin (17/9/2012) ini,  menanggapi rencana kenaikkan TDL.

"Untuk IKM sebaiknya ditangguhkan dulu. Daya saing kita di IKM ini masih sangat rendah. Kalau usaha besar, bolehlah," ujar Reza.

Reza menyebutkan, subsidi energi masih sangat dibutuhkan oleh IKM.

"Ada dua alasan disini. Pertama, IKM kita ini akan menghadapi Asean Economic Community 2015 (AEC). Nah daya saing mereka belum kuat. Kita perkuat dulu dengan rupa-rupa insentif, supaya IKM kita tidak kalah nantinya pada 2015. Kedua, insentif buat IKM saat ini belum cukup efektif mendorong daya saing IKM. Misalnya pajak dan perizinan masih belum jelas," ucap Reza.

Ia menambahkan, menampung berbagai aspirasi dari anggotanya, Hipmi melihat belum saatnya menaikkan TDL buat IKM. "Jadi jangan sampai terjadi disinsentif tapi insentifnya yang harus diperkuat," katanya.

Reza menambahkan, bila AEC diberlakukan, IKM Indonesia akan sulit bersaing dengan IKM-IKM dari Thailand, Malaysia, dan Singapura.

"Bahkan dengan Vietnam saja kita bisa berat. Sebab itu, semua pihak mesti serius membenahi IKM nasional," ujar Reza lagi.

Ia memperkirakan akan terjadi kenaikkan biaya produksi (cost production) hingga 20 persen dari komponen energi di IKM, bila TDL dinaikkan.

Reza mendorong agar pemerintah menuntaskan program efisiensi bahan bakar di PT PLN, sehingga perusahaan itu mampu menyuplai listrik yang terjangkau buat masyarakat.

Pemerintah berencana mengusulkan kenaikan TDL. Keputusan ini bertujuan meredam laju subsidi energi yang naik mencapai Rp 274,7 triliun tahun depan. Dalam anggaran penerimaan negara, direncanakan mencapai Rp 1.507 triliun yang naik 11 persen dari tahun ini. Namun belanja negara juga lebih besar mencapai Rp 1.657, 9 triliun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com