Pedagang Berperan Distribusikan Gula di Perbatasan

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah selama ini hanya mengandalkan peran pedagang, dalam mendistribusikan gula ke perbatasan. Padahal infrastruktur di perbatasan buruk. Kondisi itu membuat pedagang kesulitan.

Demikian dikemukakan Ketua Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Sumitro Samadikoen, di Jakarta, Senin (8/10/2012). "Kalau terdistribusi, ongkosnya terlalu mahal," katanya.

Kendala distribusi bisa teratasi, ungkap Sumitro, jika pemerintah menunjuk Bulog sebagai badan penyangga stok gula, yang sekaligus bertugas sebagai distributor. Bulog sudah punya gudang-gudang yang tersebar merata di seluruh wilayah.

Kalau dipegang Bulog, harga gula di perbatasan tak perlu melambung, karena Bulog tak ambil untung. Pemerintah bahkan perlu memberikan subsidi angkutan agar harga gula di perbatasan tetap stabil. "Jadi pemerintah ada tanggung jawabnya. Jangan lepas tanggung jawab dengan mencari solusi impor," katanya.  

Berdasarkan data Dewan Gula Indonesia, stok GKP yang berasal dari impor gula mentah PT  PPI sebanyak 124.858 ton, milik PT  Industri Gula Nusantara (IGN) sebanyak 11.592 ton.

Pada bulan Agustus produksi gula sebanyak 464.110 ton, September 417.775 ton, Oktober 335.678 ton, November 187.029 ton, dan Desember 11.245 ton. Pada akhir tahun diperkirakan akan terdapat surplus gula sebanyak 861.060 ton.