Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Langkah Pertamina Cegah Kebocoran BBM Bersubsidi

Kompas.com - 03/12/2012, 15:04 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina Hanung Budya menjelaskan pemerintah akan menyiapkan teknologi khusus untuk mencegah praktik kebocoran BBM Bersubsidi. Cara ini diyakini lebih akurat.

"Kita akan mengubah sistem pembayaran BBM Bersubsidi dari Point of Sales (POS) menjadi Sistem Monitoring dan Pengendalian (SMP)," kata Hanung saat Rapat Kerja Pertamina dengan Komisi VII di Jakarta, Senin (3/12/2012).

Sebenarnya, sistem SMP ini sudah diterapkan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU) khususnya di wilayah Kalimantan Selatan. Dari total 112 unit SPBU di sana, sudah ada 108 unit SPBU yang telah menerapkan sistem tersebut.

Nantinya, sistem tersebut akan dilakukan proses tender baik di perusahaan BUMN maupun swasta untuk membuat alat tersebut. Pertamina mengklaim pada Januari 2013 mendatang, proses tender itu bisa ditentukan pemenangnya. "Sebagai tahap awal, nanti akan diterapkan di SPBU di Jabodetabek," tambahnya.

Dengan sistem baru ini, sebenarnya Pertamina akan bisa menagih pembayaran BBM bersubsidi yang dikeluarkan dari nozzle dispenser di SPBU. Jadi bukan hanya menghitung penagihan pembayaran BBM Bersubsidi yang keluar dari Depot Pertamina. Menurut Hanung, dengan sistem baru ini akan meningkatkan alpha atau biaya distribusi BBM Bersubsidi sebesar Rp 20 per liter.

Dengan kuota BBM Bersubsidi sekitar 40 juta KL per tahun, maka Pertamina akan mendapatkan tambahan penjualan BBM Bersubsidi sebesar Rp 800 miliar. "Diharapkan sistem ini dalam setahun ke depan sudah bisa berjalan," jelasnya.

Pertamina mengklaim dengan cara SMP ini bisa menyelamatkan BBM Bersubsidi sebesar 1,5 juta KL per tahun atau senilai Rp 7,5 triliun. Karena sistem ini merupakan tender ke perusahaan BUMN atau swasta, maka Pertamina pun juga tidak akan meminta dana ke APBN ataupun tidak akan mengeluarkan biaya investasi untuk pengadaan sistem tersebut.

Baca juga:
Ekonom Sarankan Harga BBM Naik Awal Tahun 2013
Hari Tanpa BBM Bersubsidi Batal

19 Desember, Jatah Premium di Jakarta Habis

2 Desember, SPBU Tak Jual BBM Bersubsidi
BBM Subsidi Akan Dibatasi Rp 100.000 Per Hari?

Ikuti artikel terkait di Topik SUBSIDI UNTUK ORANG KAYA?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

    Whats New
    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

    Whats New
    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

    Whats New
    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

    Whats New
    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

    Whats New
    Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

    Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

    Whats New
    Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

    Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

    Whats New
    Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

    Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

    Whats New
    BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

    BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

    Whats New
    KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

    KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

    Work Smart
    Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

    Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

    Whats New
    Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

    Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

    Whats New
    Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

    Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

    Whats New
    Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

    Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

    Whats New
    Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

    Gandeng Binawan, RSUP dr Kariadi Tingkatkan Keterampilan Kerja Tenaga Kesehatan

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com