Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerbong AMUS untuk Jalur KA Rawan Bencana

Kompas.com - 17/12/2012, 19:36 WIB
Rini Kustiasih

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - PT KAI Daops 3 Cirebon mengoperasikan gerbong khusus yang mengangkut personel dan alat material untuk siaga (AMUS), untuk menginspeksi jalur rawan banjir dan longsor. Gerbong AMUS ini diisi satu regu petugas yang disebut dengan Regu Terbang. Satu regu berisikan 10 personel.

"Gerbong ini akan intensif mengecek tujuh titik rawan bencana sebelum KA melintas. Tim membawa barang-barang seperti dongkrak, linggis, cangkul, sekop, batu balas, dan alat mekanik lainnya untuk memastikan jalur rawan bencana itu siap dilewati KA," kata Sapto Hartoyo, Kepala Humas PT KAI Daops 3 Cirebon, Senin (17/12/2012).

Banjir dan longsor di titik-titik rawan itu, berpotensi menimbulkan keterlambatan KA. "Banjir setinggi 10 Sentimeter (cm) di atas rel itu sudah bisa membuat lokomotif tidak bisa berjalan," katanya.

Intensitas inspeksi jalan kereta juga ditingkatkan. Jika satu petak jalur biasanya hanya diinspeksi satu kali jalan, kini dengan potensi banjir dan longsor, inspeksi itu dilakukan dua kali.

"Untuk titik-titik perlintasan yang tidak dijaga, kami bekerjasama dengan pemerintah daerah. Titik-titik itu berbahaya, sebab rentan terjadi tabrakan dengan kendaraan lain. Ada 154 titik perlintasan di wilayah kami yang tidak berpenjaga," ungkap Sukairi, Kepala Daops 3 Cirebon.

Pada Natal dan Tahun Baru ini, penumpang dari Cirebon diperkirakan naik 25 persen dari volume penumpang akhir pekan di masa normal. Pada akhir pekan, volume penumpang dari Stasiun Cirebon mencapai kapasitasnya yang tertinggi yakni 3.210 orang.

Dengan perkiraan jumlah penumpang naik 25 persen, penumpang dari Cirebon tujuan Jakarta pada liburan Natal dan Tahun Baru ini mencapai 4.000 orang.

Adapun untuk kereta reguler tujuan Jakarta, rata-rata penumpang dari Stasiun Cirebon 2.500 orang per hari. Empat KA tambahan disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com