Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Slamet, Nekat Setelah Pelatihan Kilat

Kompas.com - 25/12/2012, 11:11 WIB

Albumin di rumah sakit disuplai dari preparat albumin kadar 25 persen, dengan harga sekitar Rp 2 juta/ampul. Setiap pasien rata-rata membutuhkan 4 (empat) ampul.  "Bukan hanya sebagai obat, kami riset agar albumin bisa untuk minuman," tutur Slamet.

Awalnya, banyak yang tidak suka karena amis. Untuk menghilangkan citra amis itu, dicampurlaha rasa buah. Minuman albumin Saikanku tersedia dalam empat rasa buah, yakni jeruk, jambu, leci dan stroberi.

Menurut Slamet, dia dan timnya butuh percobaan ke anak-anak dulu. Kalau kemudian diterima dan suka, berarti yang dewasa bisa menerimanya. Strategi ini menjual minuman rasa buah berhasil mendongkrak penjualan.

Saat ini, rata-rata produksi albumin dari Denta Cahya Abadi mencapai 300 pak per bulan. Setiap satu pak berisi dua botol dengan volume 24 ml. Dengan kata lain, dalam sebulan, rata-rata 14.500 ml albumin. "Jumlah produksi itu rata-rata semuanya juga habis terserap pasar," tutur suami Ukhti Rifa’ah ini.

Slamet membutuhkan 1 kg ikan gabus untuk memperoleh setiap 50 ml albumin. Penanganan saat pengolahan dan perlakuan selama pemeliharaan ikan memiliki peran penting agar mendapat komposisi albumin yang baik. Produk Saikanku dijual ke pasar dengan harga Rp 75.000. Bila semua terserap pasar, Slamet mampu meraup omzet sekitar Rp 22,5 juta.

Bersama istri, adik sepupunya, Afendi dan tim, Slamet berusaha meningkatkan kapasitas produksi karena sudah membuka jaringan distribusi dan penjualan di beberapa daerah. Selain Blitar, produk Saikanku juga diminati di Surabaya dan Malang. Bahkan mereka mulai masuk pasar di Jakarta, Jogja dan Mataram. “Kami target kapasitas produksi hingga 1.000 pak per bulan," tandas Slamet. (Dyan Rekohadi/Surya)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com