Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinyal Harga BBM Naik

Kompas.com - 05/01/2013, 03:00 WIB

jakarta, kompas - Cara sederhana dan efektif untuk menekan subsidi bahan bakar minyak adalah menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi. Namun, sejauh ini pembahasan rencana kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi itu menunggu sinyal hijau dari Kementerian Keuangan.

Salah satu kriteria untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi adalah harga minyak mentah Indonesia (ICP) melonjak tinggi.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini, Jumat (4/1), di Jakarta, menegaskan, setiap kenaikan harga rata-rata ICP sebesar 10 dollar AS per barrel di atas asumsi, subsidi BBM diperkirakan bertambah Rp 20 triliun.

Asumsi ICP dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013 sebesar 100 dollar AS per barrel, sedangkan ICP pada Desember 2012 sudah 106,9 dollar AS per barrel. ”Jika harga BBM bersubsidi dinaikkan Rp 1.500 menjadi Rp 6.000 per liter, dana subsidi yang bisa dihemat sekitar Rp 50 triliun,” kata Rudi.

Kenaikan ICP itu tergantung pada situasi geopolitik di Timur Tengah. Jika terjadi ketegangan politik di kawasan itu, harga ICP bisa melonjak hingga 120 dollar AS per barrel. ”Jadi, dana penghematan subsidi Rp 14 triliun dari kenaikan tarif tenaga listrik tahun ini tidak bisa digunakan untuk menambal pembengkakan subsidi,” katanya.

Selain itu, lonjakan harga minyak dunia juga akan mengakibatkan belanja BBM dalam APBN menjadi tinggi. Sebagai negara importir minyak, Indonesia membutuhkan dollar AS untuk kegiatan impor minyak mentah dan produk BBM. ”Jadi, kenaikan subsidi BBM tidak hanya disebabkan ICP, tetapi juga karena kenaikan volume impor BBM,” kata Rudi.

Kuota BBM bersubsidi dalam APBN 2013 ditetapkan 46 juta kiloliter. Dengan kenaikan jumlah kendaraan bermotor, serapan BBM bersubsidi tahun ini diperkirakan 48 juta-50 juta kiloliter. Ini lebih tinggi dari realisasi konsumsi BBM bersubsidi tahun 2012, yakni 45,27 juta kiloliter.

”Kenaikan volume BBM bersubsidi itu dipenuhi dengan impor karena produksi minyak nasional konstan, malah turun sedikit. Jadi, volume impor minyak dan BBM tahun ini diperkirakan naik 10 persen dari tahun lalu,” ujarnya.

Kementerian ESDM mencatat, kebutuhan konsumsi BBM nasional tahun 2012 sebesar 1,4 juta barrel per hari. Jika produksi minyak nasional 850.000 barrel per hari, sekitar 65 persen di antaranya merupakan bagian dari pemerintah. Sisanya sekitar 25 persen merupakan penggantian biaya operasi migas oleh negara (cost recovery) dan antara 10-11 persen merupakan bagian kontraktor kontrak kerja sama.

Jadi, minyak mentah produksi dalam negeri yang menjadi bagian pemerintah hanya sekitar 552.500 barrel per hari sehingga volume impor produk BBM dan minyak mentah untuk dikelola di kilang minyak dalam negeri sebesar 847.500 barrel per hari.

Beban subsidi naik

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance Ahmad Erani Yustika menyatakan, naik atau tidaknya harga BBM bersubsidi memang menjadi isu penting dalam pengelolaan anggaran pemerintah. Ini wajar karena beban subsidi BBM dipastikan terus membengkak seiring dengan melonjaknya konsumsi BBM bersubsidi setiap tahunnya.

Meskipun demikian, Erani mengingatkan, solusi yang selama ini selalu diarusutamakan adalah sebatas solusi fiskal, yakni menaikkan harga BBM bersubsidi. Solusi ini adalah sebatas pada persoalan hilir.

Padahal, Erani menekankan, masih banyak persoalan hulu yang ditengarai berakar pada buruknya sistem tata kelola. Masalah yang dimaksud antara lain eksplorator minyak, bagi hasil minyak mentah, importir, pasokan, serta kontrak jangka panjang.

”Apa yang terjadi di hulu pasti memiliki implikasi di hilir. Di minyak, soal penentuan harga, jumlah impor yang dilakukan, dan seterusnya. Sampai sekarang, persoalan-persoalan ini tidak selesai. Pemerintah maunya, dari sekian banyak persoalan tadi, dipotong di hilirnya,” kata Erani.

Erani menegaskan, prinsipnya adalah pemerintah harus transparan dan menyelesaikan persoalan dari hulu sampai hilir. ”Bahwa nanti di hilir harus ada kenaikan harga BBM, pasti bisa diterima jika persoalan di hulu sudah diselesaikan,” ujarnya. (EVY/LAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

[POPULER MONEY] Cara Cek Formasi CPNS 2024 di SSCASN | Prabowo soal Anggaran Makan Siang Gratis

Whats New
Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: 'Confirm' Disebabkan Internal 'Engine'

Insiden Pesawat Haji Terbakar, Bos Garuda: "Confirm" Disebabkan Internal "Engine"

Whats New
Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com