Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layakkah Banjir Ciliwung Diatasi oleh Terowongan Multifungsi?

Kompas.com - 09/01/2013, 09:32 WIB

Selain biaya pembangunannya yang sangat mahal, pengoperasian dan pemeliharaan sistem TM itu juga sangat rumit dan mahal. Bila TM tidak dibangun, air banjir Sungai Ciliwung seluruhnya mengalir ke hilir, sebagian besar mengalir lewat Kanal Banjir Barat (KBB) dan bermuara di laut. Sebesar 50 meter kubik per detik dialirkan ke Ciliwung Lama yang diatur dengan pintu air Manggarai, seperti halnya yang sudah berjalan di lapangan sampai saat ini.

Ketiadaan peredaman puncak banjir di Kalibata membuat muka air banjir, termasuk di KBB, lebih tinggi 0,30 meter daripada bila dengan TM. Dengan kata lain, manfaat TM sebagai pengendali banjir Sungai Ciliwung dapat digantikan dengan meninggikan tanggul 0,30 meter saja.

Misalkan, panjang tanggul kanan dan kiri Sungai Ciliwung, termasuk tanggul KBB dari Kalibata sampai muara, adalah 46.000 meter. Diasumsikan konstruksi tanggul dengan beton dengan lebar dan tebal peninggian masing-masing 0,30 meter. Maka, volume beton untuk peninggian tanggul adalah 4.140 meter kubik. Bila harga beton K 350 di Jakarta Rp 1.000.000 per meter kubik, peninggian tanggul hanya memerlukan biaya Rp 4,14 miliar. Sungguh amat sangat kontras bila dibandingkan dengan biaya pembangunan TM Rp 17 triliun. Di samping itu, tanpa TM sama sekali tidak diperlukan pengoperasian yang rumit.

Tak salah bila dengan biaya Rp 17 triliun, masyarakat bermimpi dan berharap DKI bebas banjir. Namun, analisis sederhana ini kiranya cukup menjawab pertanyaan dalam judul tulisan ini.

Siswoko Sastrodihardjo, Pengamat Banjir, Dirjen Sumber Daya Air (2005-2007)

Berita terkait, baca :

BANJIR RENDAM JAKARTA

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com