Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Eksis di Perbatasan RI-PNG

Kompas.com - 07/02/2013, 10:23 WIB

JAYAPURA, KOMPAS.com - Rupiah menjadi alat pembayaran yang diterima oleh masyarakat Papua Niugini di perbatasan dengan Indonesia. Hal itu menjadi sinyal positif bagi perekonomian di Papua. Eksistensi rupiah di kawasan perbatasan harus terus dijaga, sebagai salah satu upaya menjaga kedaulatan negara.

Michael (50), pedagang Papua Niugini di wilayah perbatasan yang berada tidak jauh dari garis tapal batas, Rabu (6/2/2013), menuturkan, ia hanya mau menerima dua mata uang yakni rupiah dan kina. ”Orang Indonesia sering belanja ke sini. Mereka beli suvenir dan bayar pakai rupiah. Kami tidak masalah dengan rupiah,” katanya.

Yuliati, pedagang hasil bumi di Pasar Skouw wilayah RI menuturkan, orang-orang Papua Niugini biasanya berbondong-bondong belanja ke Skouw pada hari Selasa-Kamis-Sabtu. Tiga hari itu menjadi kebijakan Papua Niugini membuka pintu perbatasan bagi kegiatan perdagangan.

”Orang Papua Niugini ada yang bayar pakai rupiah, ada juga yang pakai kina. Kita terima dua-duanya. Uang kina lalu kita tukar ke rupiah lewat jasa penukaran keliling. Selanjutnya uang rupiah kita pakai untuk kulakan lagi,” katanya.

Masyarakat Papua Niugini menjadi konsumen terbesar bagi para pedagang di Pasar Skouw. Pada hari pasaran Selasa-Kamis-Sabtu, omzet mereka bisa naik hingga tiga kali lipat. ”Kalau hari biasa, paling omzet hanya berkisar Rp 150.000 per hari, tetapi pas hari pasaran bisa mencapai Rp 450.000 per hari,” paparnya.

Para pedagang berharap bisa segera pindah di Pasar Skouw yang baru. Pasar itu telah diresmikan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan tahun lalu. Pasar itu dibangun pada 2011 dengan APBN sebesar Rp 10 miliar.

Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua dan Papua Barat Hasiholan Siahaan, eksistensi rupiah di perbatasan memiliki nilai strategis. ”Dalam kasus sengketa Sipadan-Ligitan, salah satu parameternya adalah mata uang apa yang mereka gunakan dan mereka terima. Ternyata mereka pakainya ringgit. Karenanya keberadaan rupiah di perbatasan harus selalu dipantau,” katanya.

Sementara itu, jumlah uang tak layak edar yang masuk ke Bank Indonesia terus bertambah. Peningkatan itu membuat biaya produksi pencetakan uang ikut naik. Karenanya masyarakat diminta untuk memperlakukan uang dengan baik sehingga bisa bertahan sesuai dengan umur uang.

Kepala Departemen Pengedaran Uang Bank Indonesia Lambok Antonius Siahaan mengatakan, selama Desember 2012 uang tak layak edar yang dimusnahkan BI mencapai Rp 2,4 triliun, dengan jumlah 345,4 juta lembar. ”Dibandingkan dengan November memang menurun. Sebelumnya di bulan November jumlahnya mencapai Rp 2,8 triliun. Namun jika dilihat tren tahunan, jumlah terus naik,” katanya.  (ENY)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 2 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com