Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gubernur Jatim: Ada Importir ''Nakal'' Permainkan Harga Bawang

Kompas.com - 14/03/2013, 21:05 WIB
Kontributor Surabaya, Achmad Faizal

Penulis

SURABAYA, KOMPAS.com -- Gubernur Jawa Timur, Soekarwo mencurigai ada permainan nakal importir dibalik gejolak harga bawang putih di pasaran. Karena itu, dia meminta Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk turun tangan melakukan pengamatan dan mengambil kebijakan.

Soekarwo menolak menjelaskan bagaimana modus permainan ''nakal'' para importir itu. Yang jelas, dalam hal ini pihaknya mengaku memiliki keterbatasan.

''Ada lembaga yang lebih berwenang di tingkat pusat, kami sebatas koordinasi saja,'' ungkapnya, Kamis (14/3/2013).

Namun pihaknya mengaku sudah melayangkan surat diskresi kepada tiga menteri, yakni Menko Prekonomian, Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian. Intinya meminta agar bawang putih yang tertahan itu segera dilepaskan.

"Suratnya tadi malam sudah saya tandatangani. Mungkin hari ini sudah dikirim ke Jakarta," ungkapnya.

Hingga saat ini, sebanyak 394 kontainer berisi komoditas bawang putih berukuran 40 feet hingga hari ini masih tertahan di Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Karena dokumen impor di antaranya berupa Rekomendasi Impor Produk Holtikultura (RIPH), Laporan Surveyor Independen (LSI), dan Surat Persetujuan Impor (SPI) belum diterbitkan. Hal itu membuat harga bawang putih di pasaran melambung mencapai harga Rp 65 ribu per kilogram. Selain komoditas bawang putih, 266 kontainer produk holtikultura juga tertahan di Terminal Pelabuhan Tanjung Perak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com