Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manis-Pahit Bertani Bawang Merah Lokal

Kompas.com - 19/03/2013, 09:45 WIB

Toipah dan suaminya, Anwar, adalah salah satu dari keluarga petani di Brebes yang bersiap menanam bawang merah. Mereka akan menanam bawang di lahan setengah bau atau 3.333 meter persegi. Mereka menggunakan benih sendiri dari hasil panen Desember 2012.

Kebiasaan membuat benih sendiri memberikan hikmah bagi Toipah di tengah tingginya harga bawang. Saat ini, harga bawang merah eceran mencapai Rp 40.000 per kg, sedangkan harga bawang merah untuk benih Rp 35.000 per kg. ”Kalau saya harus membeli benih dengan harga sekarang rasanya tidak sanggup,” tuturnya.

Menurut dia, harga bawang merah saat ini terlampau tinggi sehingga kurang menguntungkan petani. Petani dengan lahan di atas 2 hektar merasakan kesulitan mendapatkan bibit umbi.

Supardi (50), petani bawang merah di wilayah Kecamatan Kersana, Brebes, mengatakan, harga bawang merah saat ini merupakan harga tertinggi yang pernah dia temui selama menjadi petani bawang merah. ”(Harga) ini bukan lagi tinggi, tetapi sudah tidak wajar. Bisa melebihi harga daging,” katanya.

Bagi petani bawang merah di Bima yang menggunakan bibit biji, harga bawang merah yang tinggi memberikan keuntungan besar, tetapi tidak bagi petani bawang merah di Brebes yang masih menggunakan bibit umbi. Harga bawang merah yang tinggi membuat mereka tak bisa membeli bibit umbi bawang.

Pengalaman bagus petani bawang di Bima bisa diadopsi pemerintah dalam kebijakan pengembangan bawang merah di Tanah Air. Produksi yang tinggi membuat ketergantungan pada impor bawang merah yang menguras devisa bisa diredam. Harga bawang merah yang tinggi menyulitkan sejumlah pihak, termasuk petani bawang sendiri.

Ikuti Perkembangnnya di Topik Krisis Bawang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com