Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Android Bikin Google Diserang 17 Perusahaan

Kompas.com - 10/04/2013, 10:39 WIB

Aditya Panji/KompasTekno Google

KOMPAS.com - Perusahaan teknologi besar, termasuk Microsoft, Nokia dan Oracle, meningkatkan tekanan kepada regulator Uni Eropa agar menindak Google secara tegas. Dalam persaingan bisnis mesin pencari di internet dan ponsel pintar, Google dianggap berlaku tidak adil (antitrust).

Mulanya, penyelidikan dugaan perlakuan bisnis tak adil ini, terfokus pada mesin pencari Google versi komputer pribadi. Komisaris Persaingan Dagang Uni Eropa Joaquin Almunia, kemudian menerima keluhan lain tentang sistem operasi mobile Android.

Google dituduh menggunakan Android untuk mengalihkan lalu lintas mesin pencari.

Pengaduan ini diajukan oleh FairSearch, organisasi yang di dalamnya terdapat 17 perusahaan teknologi yang tidak puas dengan perlakuan Google dalam berbisnis.

Selain Microsoft, Nokia dan Oracle, FairSearch juga digawangi oleh perusahaan situs web wisata online Expedia dan Tripadvisor, sampai situs perbandingan harga Twenga (Perancis) dan Foundem (Inggris).

"Google menggunakan sistem operasi Android sebagai "Trojan Horse" untuk menipu mitra, memonopoli pasar ponsel, dan mengontrol data konsumen," kata kuasa hukum FairSearch Thomas Vinje, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/4/2013).

Dikarenakan sistem operasi Android sedang menguasai pasar ponsel pintar dunia dan tren teknologi sedang bergeser ke arah mobile, FairSearch khawatir Google mengulangi kecurangan dengan memanfaatkan Android.

Regulator Uni Eropa berjanji menyelesaikan pengaduan ini pada semester kedua tahun 2013. Namun, para pengadu ingin agar regulator bisa bekerja lebih cepat.

Jika terbukti melakukan persaingan bisnis yang tidak adil, Google bisa dikenakan denda oleh regulator Uni Eropa mencapai 5 miliar dollar AS, atau sebesar 10 persen dari pendapatan Google tahun 2012.

Di Amerika Serikat (AS), pengaduan serupa pernah ditujukan kepada Google. Tapi kala itu, Google meraih kemenangan pada Januari 2013 ketika Komisi Perdagangan Federal AS menghentikan penyidikan setelah mengkaji jutaan halaman dokumen selama 19 bulan.

Dalam siaran pers, Google menarik kesimpulan dari keputusan Komisi Perdagangan Federal AS, bahwa layanannya baik untuk pengguna dan baik dalam kompetisi bisnis. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com