Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Tembus 5.000

Kompas.com - 19/04/2013, 03:53 WIB

Pengamat pasar modal, Yanuar Rizky, menyatakan, fluktuasi yang tinggi di mayoritas bursa saham menandakan uang yang beredar adalah uang panas yang membutuhkan keuntungan dalam tempo cepat.

Sumber utama uang itu, menurut Yanuar, dari Bank Sentral Amerika Serikat—The Federal Reserve—dalam program pembelian obligasi AS (quantitative easing).

”Repotnya di pasar yang tengah tumbuh seperti Indonesia, mereka juga menyandera kurs tetap di kisaran lemah. Jadi, meski IHSG dikerek ke 5.000, dollar AS tidak masuk dan rupiah melemah,” kata Yanuar, mengindikasikan pola naiknya harga saham dan dilepas di harga terbaik dan ditukar di kurs maksimal.

Jika demikian, kenaikan IHSG akan menyandera risiko ekonomi Indonesia. Penyebabnya, katanya, faktor kurs sangat berpengaruh ke cadangan devisa, neraca perdagangan, dan neraca pembayaran. Untuk masyarakat kebanyakan (noninvestor) pun akan semakin tertekan daya belinya mengingat faktor risiko karena tekanan nilai tukar yang dirasakan.

Yanuar juga mengingatkan faktor risiko bagi emiten. Saham yang dimiliki dapat menjadi alat likuiditas bagi pembiayaan perusahaan yang berarti bagus bagi perekonomian secara umum.

”Hanya harus diingat risiko di depan karena dananya pada dasarnya dari debt market sehingga dapat terkena risiko gagal bayar jika terjadi pembalikan arah tak terduga di pasar,” katanya.(BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com