Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yishan "Meminang" Indonesia Senilai Rp 2,4 Triliun

Kompas.com - 26/04/2013, 20:56 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Dibanding Thailand, Indonesia masih dianggap sebagai "raksasa yang terlupakan". Padahal, negeri berpopulasi terbesar keempat di dunia ini punya banyak potensi yang belum tereksplorasi maksimal. Lembaga investasi asing, baru-baru ini saja lebih gencar melirik sektor properti Indonesia. Sebelumnya, hanya bisa dihitung dengan jari tangan.

 

Laporan dari berbagai sumber menyebutkan, Indonesia diincar oleh setidaknya tiga lembaga pembiayaan asal Timur Tengah. Mereka adalah Qatar Investment Authority, Abu Dhabi Investment Authority dan Dubai Investment Corp. Sementara lembaga sejenis asal Asia antara lain China Investment Corp., Singapore's Temasek Holdings and Government Investment Corp., dan Korean Investment Corp.

Nama-nama tersebut memang belum mengumumkan secara resmi perihal rencana investasi mereka. Namun begitu, April ini Indonesia telah mendapat konfirmasi investasi dari Yishan Capital Partners yang berbasis di Singapura. Managing Partner Yishan Capital Partners John van Oost menyatakan Indonesia adalah pilihan utama yang menawarkan peluang terbaik. Yishan akan menambah investasinya menjadi senilai 200 juta dollar AS atau Rp 2,4 Triliun.

"Dana tersebut akan digunakan untuk membangun pergudangan yang akan direalisasikan akhir Juni tahun ini dan shopping mall senilai 100 juta dollar AS (Rp 969 miliar)," timpal Oost seperti dikutip Business Times.

Sebelum ini, Yishan telah mempersunting Indonesia di sektor pergudangan (berkolaborasi dengan Grup Rodamas) di Jakarta dan Surabaya, proyek residensial yang juga berlokasi di Jakarta dan sebuah pusat belanja di Bali, tepatnya arah selatan dari Bandara Internasional Ngurah Rai. 

Kehadiran Yishan menyusul beberapa pemain properti paus asal Negeri Singa lainnya yang kiprahnya termasuk mapan. Sebut saja Hong Kong Land dan Keppel Land. Keduanya sukses menggandeng pengembang lokal guna mengembangkan properti komersial, terutama perkantoran di sub urban dan pusat kota Jakarta. Kini, mereka berencana melakukan penetrasi pasar dengan menggarap sejumlah proyek baru. Aktifitas serupa juga dilakukan oleh CapitaLand, Ascendas dan Mapletree.

"Mereka tidak hanya cuap-cuap. Namun serius menggarap pasar Indonesia. Kehadiran mereka mengindikasikan bahwa pasar di sini akan berlipat ganda bahkan tiga kali lipat pertumbuhannya karena kondisi perekonomian yang kuat, 6,1 persen hingga 2014 nanti," ujar Country Head Jones Lang LaSalle Todd Lauchlan.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com