Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang-orang Kaya Curang

Kompas.com - 23/05/2013, 07:52 WIB

BRUSSELS, KOMPAS.com - Warga biasa membayar pajak yang, antara lain, digunakan untuk menalangi bank-bank bangkrut. Warga biasa berkorban menerima pengurangan hak-hak pensiunan karena pengetatan anggaran negara. Di sisi lain, warga kaya berbuat curang dengan menghindari pajak.

Demikian dikatakan Presiden Parlemen Eropa Martin Schulz kepada CNCBC, di Brussels, Belgia, Rabu (22/5). Schulz mengingatkan, penggelapan pajak oleh perusahaan-perusahaan besar mengarah pada hilangnya kepercayaan warga. Dia berbicara menjelang pertemuan puncak Uni Eropa, yang bertujuan membahas penghindaran pajak.

Perusahaan teknologi informasi raksasa seperti Google, Apple, jaringan kedai kopi global Starbucks, dan pengecer buku Amazon pada saat bersamaan sedang dalam sorotan karena menghindari pajak. ”Penggelapan pajak menjadi inti pembahasan karena hal itu menyangkut rasa solidaritas,” kata Schulz.

Parlemen Uni Eropa sehari sebelumnya sudah mengeluarkan resolusi. Isinya adalah mengurangi penggelapan pajak hingga setengah kondisi saat ini pada tahun 2020. Saat ini ada sekitar satu triliun euro dana pajak yang gagal ditarik karena aksi-aksi penggelapan. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, hal ini harus diakhiri.

Perbankan Swiss Diancam

Negara-negara surga pajak seperti Swiss, Singapura, Austria, dan Luksemburg termasuk jadi sorotan dalam konteks penggelapan pajak. Juga ada sejumlah negara lain dan 10 teritori yang berada di bawah kekuasaan Inggris sebagai sarana penggelapan pajak.

Menjelang pertemuan ini, Irlandia menjadi sorotan. Masalahnya, negara ini memungkinkan sebuah perusahaan multinasional beroperasi dan tak diharuskan membayar pajak tinggi. Juga ada dugaan bahwa Irlandia memberikan celah permainan laporan keuangan yang memungkinkan perusahaan melaporkan pendapatan yang sedikit dan membayar pajak yang rendah.

Apple, menurut Kongres Amerika Serikat, hanya membayar 1,9 persen pajak dari total 37 miliar dollar AS pendapatan dari usaha di luar AS pada tahun 2012. Ini jauh lebih rendah dari rata-rata 24 persen pajak yang berlaku di negara-negara anggota Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Kongres AS menuliskan Irlandia telah menyediakan dirinya sebagai celah penggelapan pajak bagi Apple. Namun, Wakil Presiden Irlandia Eamon Gilmore, Selasa, balik menuduh bahwa rendahnya penggelapan pajak agar jangan ditimpakan ke Irlandia yang selalu transparan.

Gilmore menuduh ada banyak negara dan teritori di dunia yang juga menjadi sarana penggelapan pajak. Bantahan ditegaskan lagi oleh Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny hari Rabu. Dikatakan, Irlandia tidak memberikan perlakuan khusus kepada Apple. Perusahaan ini dituduh telah menjadikan anak perusahaan di Irlandia sebagai sarana ”penggelapan pajak”.

Sementara itu, harian Swiss, Neue Zuercher Zeitung, memberitakan, AS akan memberikan denda kepada bank-bank Swiss jika terbukti turut membantu warga AS menggelapkan pajak. AS menuduh perbankan Swiss berperan besar soal penggelapan pajak. (AP/AFP/REUTERS/MON)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com