Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pihak Asing Jual Saham, Sepekan IHSG Naik Tipis

Kompas.com - 27/05/2013, 06:23 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sepekan kemarin hanya menguat tipis 9,41 poin atau lebih rendah dari pekan sebelumnya yang naik 39,75 poin (0,78 persen). Sepekan lalu, IHSG mencatatkan nett sell Rp 586,1 miliar.

Analis Trust Securities, Yusuf Nugraha, mengatakan IHSG selama sepekan ini memang rawan terkoreksi, sebab IHSG memang sudah mencatatkan posisi yang tinggi. Setelah awal pekan lalu mencapai level tertingginya, tampaknya IHSG masih "penasaran" ingin terus mencoba level terbarunya.

"Tetapi oleh karena ada sentimen negatif beruntun dari Jepang, China, dan Amerika Serikat, IHSG akhirnya tersungkur hingga di bawah level 5.100," kata Yusuf di Jakarta, Senin (27/5/2013).

Untungnya, pihak asing tidak getol jualan seperti pekan sebelumnya sehingga IHSG tidak terpuruk lebih dalam. Selama sepekan, pihak asing mencatatkan nett sell sebesar Rp 586,1 miliar lebih rendah dari pekan sebelumnya senilai Rp 1,11 miliar.

Menurut Yusuf, di awal pekan kemarin, adanya nett buy pihak asing yang terjadi pada akhir pekan sebelumnya sedikit banyak mempengaruhi laju IHSG. Kondusifnya bursa saham Asia yang dimotori HSI yang naik pasca-libur memberikan tambahan amunisi bagi IHSG dan dimanfaatkan untuk mengakumulasi saham lebih banyak hingga mampu antarkan IHSG tembus kembali ke level terbarunya setelah tercapai di akhir pekan sebelumnya.

Bertepatan dengan penembusan IHSG tersebut, saham perdana NOBU pun ikut meramaikan pencapaian IHSG dengan menambah kapitalisasi pasar senilai Rp 1,76 triliun serta adanya pemberitaan terpilihnya Chatib Basri sebagai Menteri Keuangan baru yang dinilai lebih independen dan mendapat respons positif dari pelaku pasar.

"Tapi kondisi mulai berubah ketika laju bursa saham AS sempat gagal bertahan di zona hijau sehingga membuat pelaku pasar di bursa saham Asia kurang bersemangat dan berimbas negatif pada IHSG," tambahnya.

Yusuf menganggap bahwa kurang adanya sentimen positif yang mampu mempertahankan IHSG di zona hijaunya dan adanya kekhawatiran terhadap pola pembalikan arah dari IHSG yang memang secara teknikal sudah melampaui area jenuh beli (overbought) membuat pelaku pasar cenderung melepas posisi.

Sepekan kemarin, indeks sektoral bergerak variatif dengan hanya dua sektor yang melemah, yaitu indeks pertambangan dan keuangan, yang masing-masing turun 4,80 persen dan 0,78 persen.

Sementara itu, penguatan terjadi pada indeks perkebunan 5,66 persen yang memimpin kenaikan dan diikuti indeks aneka industri 2,01 persen dan indeks properti 1,91 persen.

Untuk pekan ini, IHSG akan berada pada rentang support 5.065-5.097 dan resisten 5.232-5.263. IHSG berpeluang menurun (downreversal) dari atas area jenuh beli. "Posisi di atas area overbought membuat posisi IHSG tidak begitu nyaman dengan peluang kenaikan 30-40 persen," tambahnya.

Yusuf menambahkan konfirmasi penguatan signifikan hanya bisa terjadi bila didukung dengan rilis data-data yang positif. Bila tidak, maka IHSG akan kembali rawan terkoreksi. Pelaku pasar pun akan memanfaatkan setiap kenaikan untuk ambil untung setelah adanya kemungkinan trauma dengan penurunan tajam yang sempat terjadi.

Untuk itu, tetap selalu mewaspadai potensi pembalikan arah (jika ada). Cermati sektor perkebunan, industri dasar, aneka industri, perdagangan, dan properti. Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain AALI, BWPT, SIMP, SMGR, SMCB, ASII, ARNA, KBLI, SCCO, AKRA, RALS, ACES, MAPI, ADHI, DGIK, ASRI, dan CTRS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com