Berdasarkan pantauan Kompas, sejak Rabu hingga Jumat (31/5), kemacetan terjadi akibat pembangunan jalan tol akses Pelabuhan Tanjung Priok di ruas Jalan Cakung Cilincing, Jalan Jampea depan Bogasari, dan Jalan Yos Sudarso. Hal itu ditambah akibat jalan berlubang di sejumlah ruas jalan.
Pada Kamis, ruas jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok mengalami kemacetan lebih dari 3 kilometer. Kemacetan di Jalan Yos Sudarso mulai terjadi di depan ITC Cempaka Mas. Sementara itu, kemacetan di Jalan Cakung Cilincing terjadi di depan Kawasan Berikat Nusantara. Kemacetan juga terjadi di ruas Jalan Benyamin Sueb, Kemayoran, Jakarta Pusat, ke arah Jalan Sunter Utara dan Jalan Yos Sudarso.
Sadam (45), sopir truk trailer, mengaku, untuk menjangkau pelabuhan dari Semper yang hanya berjarak 5 kilometer harus menghabiskan waktu 5 jam. Biasanya hanya membutuhkan waktu 30 menit. Waktu yang semakin lama di perjalanan itu menyebabkan borosnya penggunaan bahan bakar serta meningkatnya biaya makan dan minum.
Ketua Umum Angkutan Khusus Pelabuhan Gemilang Tarigan menilai, pembangunan jalan tol itu kurang perencanaan dan koordinasi. Seharusnya, sebelum membangun tiang-tiang pancang, selokan dan bahu jalan dirapikan dahulu sehingga tersedia akses bagi kendaraan.
Gemilang menduga, kondisi ini menimbulkan kerugian finansial cukup besar. Biasanya, setiap pengusaha angkutan pelabuhan mendapatkan order satu rit per hari. Kini, setelah macet, hanya mendapat setengah rit.
Padahal, total ada 18.000 truk yang beroperasi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan asumsi biaya operasional Rp 1 juta per hari untuk satu rit per truk, maka dalam kondisi jalan lancar terjadi perputaran uang Rp 18 miliar. ”Kini, hanya setengahnya. Tiap hari, Rp 9 miliar hilang akibat macet itu,” katanya.
Ia juga mengatakan, sejumlah pengusaha banyak mendapat keluhan dari pelanggan karena sering terjadi keterlambatan dalam pengiriman barang. Ia juga menolak badan usaha milik ne-
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Pelindo II RJ Lino menyatakan, arus keluar-masuk di Terminal JICT, yang merupakan terminal peti kemas terbesar di Pelabuhan Tanjung Priok, periode Januari-Maret rata-rata 320 truk per jam. Namun, sejak terjadi kemacetan di jalan-jalan sekitar pelabuhan, arus keluar- masuk truk menurun menjadi rata-rata 280 truk per jam.