Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BEI Kaji Kepemilikan Saham Publik Minimal 15 Persen

Kompas.com - 14/06/2013, 21:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Bursa Efek Indonesia (BEI) mengkaji batas minimal saham dari emiten yang dilepas kepada publik. Pengkajian itu dilakukan berdasarkan pertimbangan otoritas bursa untuk menjaga likuiditas pasar dan memperbesar volume perdagangan di BEI.

Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia, Hoesen, mengaku bahwa pihaknya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sedang membahas penentuan porsi saham ke publik minimal sebesar 15 persen. Selama ini, BEI tidak memiliki kewajiban untuk menentukan jumlah saham yang dilepas kepada publik.

"Selama ini tidak ada kewajiban, kami akan buat Peraturan BEI dengan kepemilikan saham ke publik sebesar 15 persen dan ini akan berlaku surut bagi calon emiten dan yang sudah listing. Kami masih mengkaji ini," katanya ketika ditemui di BEI, Jakarta, Jumat (14/6/2013).

Namun, Hoesen masih mengelak menyebutkan insentif serta sanksi bagi emiten yang tidak dapat memenuhi persyaratan ini. Hoesen masih menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai asal muasal ide tersebut.

"Saya kira ini logika saja, kalau saham di publik banyak, aktivitas perdagangan bursa semakin meningkat kalau saya sih maunya 50 persen. Namun, apakah mereka bisa? Gak perlu ada kajian juga ini sudah baik untuk tingkatkan volume perdagangan," katanya.

Usulan Hoesen ini dinilai sebagai bentuk memperbanyak likuiditas pasar. Semakin banyak saham dilepas, transaksi di BEI juga semakin meningkat. Harapannya adalah BEI tidak terlalu terpengaruh dengan aksi jual yang dilakukan sejumlah investor karena jumlah saham yang diperdagangkan semakin banyak dan semakin banyak investor yang masuk ke BEI. (Arif Wicaksono/Tribunnews)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Rupiah Melemah terhadap Dollar AS, Sri Mulyani: Lebih Baik dari Baht hingga Ringgit

Whats New
5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

5 Minimal Saldo BRI untuk Tarik Tunai ATM Sesuai Jenis Tabungannya

Spend Smart
Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Seleksi CPNS 2024 Dimulai Juni-Juli, Masih Ada 4 Instansi Belum Mengisi Rincian Formasi

Whats New
[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

[POPULER MONEY] Indonesia Selangkah Lebih Dekat Gabung Klub Negara Maju | Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

XL Axiata Ubah Susunan Direksi dan Komisaris

Whats New
Ketidakpastian Global Percepat Adopsi 'Blockchain'

Ketidakpastian Global Percepat Adopsi "Blockchain"

Whats New
XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

XL Axiata Bakal Tebar Dividen Rp 635,55 Miliar

Whats New
Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Instansi Pemerintah Diminta Segera Selesaikan Rincian Formasi ASN 2024

Whats New
Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Starlink Segera Beroperasi di RI, Telkom Tak Khawatir Kalah Saing

Whats New
Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Pandu Sjahrir Ungkap Tantangan Industri Batu Bara, Apa Saja?

Whats New
Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim 'Revamping' Pabrik Tertua

Dukung Efisiensi Energi dan Keberlanjutan, Pupuk Kaltim "Revamping" Pabrik Tertua

Whats New
Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Seleksi Sekolah Kedinasan Dimulai Mei, CASN 2024 Digelar Juni

Whats New
Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Indodax: Pencucian Uang dengan Aset Kripto Mudah Dilacak

Whats New
Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Penjualan iPhone Anjlok Hampir di Seluruh Negara di Dunia

Whats New
Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Menpan-RB Pastikan Seleksi CPNS 2024 Bebas Joki dan Titipan Pejabat, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com