Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NPL Kredit Usaha Rakyat Harus Diwaspadai

Kompas.com - 12/08/2013, 08:28 WIB
Dewi Indriastuti

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sampai dengan Mei 2013, nilai kredit usaha rakyat mencapai Rp 115,754 triliun bagi 8,681 juta debitor. Rata-rata setiap debitor menerima Rp 13,3 juta. Namun, rasio kredit bermasalah KUR cukup tinggi yaitu 4,5 persen, jauh di atas rata-rata NPL bank umum 1,95 persen.

Mengutip data Komite KUR, Selasa (6/8/2013), KUR disalurkan melalui 8 bank, yaitu BNI, BRI, Bank Mandiri, BTN, Bukopin, Bank Syariah Mandiri, BNI Syariah, dan Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Rasio kredit bermasalah atau NPL dari masing-masing kelompok bank berkisar 1,8-10,5 persen, dengan NPL terendah pada KUR Mikro BRI sebesar 1,8 persen dan NPL tertinggi pada BNI sebesar 10,1 persen.

Bank Mandiri, yang per akhir Juni 2013 menyalurkan KUR Rp 12,162 triliun untuk sekitar 237.000 debitor, memiliki NPL 3,41 persen. Dari sisi penyaluran kredit, jumlahnya naik 40,9 persen dibandingkan Juni 2012. Namun, NPL juga naik 1,73 persen.

Direktur Commercial and Business Banking Bank Mandiri Sunarso menjelaskan, NPL KUR Bank Mandiri meningkat akibat penyaluran KUR ke debitor individual secara langsung. Penyaluran semacam itu dilakukan Bank Mandiri pada awal tahun.

”Penyaluran seperti ini lebih rawan dengan volatilitas NPL,” kata Sunarso belum lama ini.
Meski begitu, Sunarso mengaku NPL KUR tersebut masih sejalan dengan NPL kredit mikro yang rata-rata 4,88 persen.

Untuk menekan NPL, Bank Mandiri akan menyalurkan KUR berikutnya melalui mekanisme linkage. Artinya, KUR disalurkan melalui bank perkreditan rakyat (BPR) atau koperasi yang bekerja sama dengan Bank Mandiri. Kemudian, BPR atau koperasi itu yang akan menyalurkan kepada debitor dan anggotanya, berikut proses penagihannya.

Bank Mandiri juga membidik debitor yang berperan dalam jaringan inti dan plasma untuk menekan NPL. ”Kalau ada jaminan akses pasar bagi debitor KUR, tentu NPL lebih terjaga,” kata Sunarso.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Bank BTN Maryono menyampaikan, NPL KUR berkontribusi terhadap NPL Bank BTN. Meningkatnya NPL KUR ini akibat kondisi ekonomi yang tidak stabil sehingga memengaruhi usaha debitor KUR.

Per 30 Juni 2013, NPL gross Bank BTN mencapai 4,63 persen. Angka ini meningkat dibandingkan NPL gross per 30 Juni 2012 yang sebesar 3,46 persen. Adapun NPL KUR Bank BTN, berdasarkan data Komite KUR per Mei 2013, sebesar 6,9 persen, melampaui rata-rata NPL KUR.

”Kami menunggu proses penggantian klaim. Kalau klaim ini sudah keluar, maka NPL KUR bisa turun sehingga NPL kami juga bisa turun,” kata Maryono.

KUR adalah kredit bagi usaha rakyat, yang dijamin pemerintah. Kredit ini sejak November 2007. Data Komite KUR menunjukkan, sektor perdagangan mendominasi penyaluran KUR dari bank, yakni Rp 65,691 triliun dengan 5,793 juta debitor. Berikutnya sektor pertanian dengan penyaluran KUR Rp 18,971 triliun bagi 1,263 juta debitor.

Bank BRI menjadi penyalur KUR terbesar yakni Rp 70,4 triliun. Terdiri dari KUR Ritel Rp 14,441 triliun untuk 87.659 debitor dan KUR Mikro Rp 56,005 triliun untuk 7,929 juta debitor. Bank dengan KUR paling kecil adalah BNI Syariah yakni Rp 103,169 miliar bagi 665 debitor.

Adapun realisasi KUR berdasarkan provinsi, Jawa Tengah dan Jawa Timur nyaris seimbang, yakni Rp 17,719 triliun dan Rp 17,453 triliun. Dari sisi jumlah debitor, terbanyak di Jawa Tengah yakni 2,032 juta debitor.

Realisasi KUR terendah di Provinsi Bangka Belitung sebesar Rp 348,082 miliar. Jumlah debitor KUR paling sedikit di Papua Barat, yaitu 19.914 debitor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com