Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siang Ini, Presiden Umumkan Paket Kebijakan "Anti Krisis"

Kompas.com - 23/08/2013, 09:40 WIB
Didik Purwanto

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengumumkan paket kebijakan untuk merespons pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) dan melorotnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat (23/8/2013) siang.

Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan memberikan penjelasan mengenai kebijakan tersebut sendiri di istana negara siang ini. "Saya tidak mau ngomong itu (kebijakan baru), saya tidak mau mendahului Presiden," kata Hatta selepas Rakor Paket Kebijakan Penurunan IHSG dan Rupiah di kantornya, Jakarta, Kamis (22/8/2013).

Dalam tiga hari sebelumnya, Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan Bank Indonesia (BI) rutin melakukan komunikasi untuk membahas paket kebijakan ini.

Lantas paket kebijakan tersebut juga dikomunikasikan ke Wakil Presiden Boediono, sebelum akhirnya dibawa ke rapat kabinet dan dikomunikasikan ke Presiden SBY.

Terkait kebijakan yang akan diumumkan, Hatta masih enggan menjelaskan. Namun Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah mengatakan, fokus kebijakan yang akan diumumkan adalah stimulus fiskal terkait pemberian fasilitas penangguhan pajak untuk jangka waktu tertentu (tax holiday) dan insentif keringanan pajak (tax allowance).

"Fokusnya stimulus fiskal terkait pemberian tax holiday dan tax allowance untuk menjaga daya saing dan memberikan insentif kepada industri kita untuk bisa berjalan dan bisa mampu menyerap lapangan kerja dan lapangan kerja baru akan tercipta," tutur Firmanzah, Kamis (22/8/2013).

Dengan memberikan keringanan pada industri yang umumnya padat karya tersebut, pemerintah berharap tidak ada lagi pemutusan hubungan kerja (PHK). Sebab, dengan adanya PHK, perekonomian Indonesia akan semakin payah untuk bisa selamat dari krisis global yang telah melanda negara-negara lain. 

Pemerintah juga akan menggenjot investasi dalam negeri. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada semester I-2013 ini realisasi investasi dalam negeri cukup menggembirakan.

Firmanzah mengungkapkan, realisasi investasi itu meningkat 30 persen dibandingkan semester I-2012. "Jadi, ada lapisan sektor keuangan dan lapisan sektor riil. Sektor riil kita sedang bergerak. Kami optimistis realisasi investasi tahun ini bisa di atas Rp 390 triliun," tambahnya.

Pemerintah juga mendukung sejumlah perusahaan multinasional dan perusahaan domestik untuk terus memperluas usahanya di Indonesia. Perluasan pabrik dan peningkatan produksi terus dilakukan, seperti di bidang otomotif dan ritel yang bisa menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.

Selain itu, pemerintah juga akan berusaha meredam gejolak inflasi yang cukup besar pengaruhnya bagi peningkatan daya konsumsi masyarakat.

Nantinya, setiap kebijakan ini akan langsung diumumkan ke menteri terkait untuk penjelasan paket kebijakan lebih lanjut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com