Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kedelai Mahal, Perajin Tahu Tempe Akan Mogok Produksi

Kompas.com - 24/08/2013, 16:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Akibat kenaikan harga kedelai yang tak wajar dan telah menembus angka Rp 9000/Kg, produsen tempe dan tahu di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya, akan melakukan mogok produksi massal selama tiga hari.

Aksi mogok ini dilakukan agar pemerintah melakukan langkah strategis mengendalikan harga kedelai impor. Aksi mogok produksi ini pernah dilakukan tahun 2012 lalu saat harga kedelai impor melonjak tajam dan tak terkendali.

Walaupun begitu, kapan mogok produksi 3 hari akan dilakukan, para produsen dan pengrajin tahu tempe, masih melihat perkembangan harga kedelai dalam satu dua hari ini sekaligus melihat langkah pemerintah untuk mengatasinya.

Hal itu dikatakan Wakil Ketua Puskopti DKI Jakarta, Suyanto, yang juga menjabat Sekretaris Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gakoptindo), Sabtu (24/8/2013).

Menurut Suyanto, keputusan mogok produksi massal selama 3 hari yang akan dilakukan para produsen dan pengrajin tahu tempe di DKI Jakarta ini, merupakan hasil keputusan rapat Puskopti (Pusat Koperasi Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) DKI Jakarta, pada Jumat (23/8/2013) kemarin.

"Sudah diputuskan dalam rapat kemarin, kami akan mogok produksi. Kapan akan dimulainya belum ditentukan, karena keputusan ini akan kami bawa ke rapat Gakopti (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) terlebih dahulu," kata Suyanto.

Selain itu, kata Suyanto pihaknya masih melihat perkembangan dalam satu dua hari ini sekaligus melihat adakah langkah serius pemerintah untuk mengatasi masalah ini.

Aksi mogok produksi ini, kata Suyanto, terpaksa dilakukan pihaknya karena hingga saat ini pemerintah masih belum melakukan langkah strategis untuk menekan kenaikan harga kedelai yang diprediksi akan terus terjadi hingga Oktober nanti.

Pemerintah terutama Badan Urusan Logistik (Bulog) seharusnya segera merealisasikan Peraturan Presiden nomor 32 tahun 2013 tentang penugasan kepada Bulog untuk Pengamanan harga dan Penyaluran Kedelai serta Permendag nomor 26/M-DAG/PER/5/2013 yang menyatakan harga beli kedelai kepada petani dipatok Rp 7.000 dan harga kepada pengrajin sebesar Rp 7.450.

"Kami berharap ada realisasi kebijakan ini yang dilakukan pemerintah," kata Suyanto.

Selain memutuskan untuk mogok produksi, Suyanto menuturkan dalam waktu dekat pihaknya akan mengeluarkan instruksi kepada sekitar 115.000 produsen tahu dan tempe di seluruh Indonesia yang menjadi anggota Gakopti untuk menyikapi kenaikan harga kedelai sebelum aksi mogok dilakukan.

Hal ini, agar tidak terjadi gesekan atau kesalahpahaman antara para produsen tempe dan tahu.

"Supaya ada keseragaman dari semua produsen dan perajin. Juga tidak saling menjatuhkan, dalam menyikapi kenaikan harga kedelai ini," katanya.

Menurutnya kelangkaan kedelai sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe merupakan permainan mafia importir. Sehingga membuat harga pangan pokok masyarakat Indonesia itu kini melambung tinggi.(bum)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com