Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Yakin Inflasi Tahunan di Bawah 9 Persen

Kompas.com - 01/10/2013, 21:39 WIB
Sandro Gatra

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Pemerintah optimistis angka inflasi sampai akhir tahun 2013 tidak mencapai seperti yang diprediksi sebelumnya, yakni 9 persen. Keyakinan inflasi di bawah 9 persen muncul setelah terjadi deflasi 0,35 persen pada September ini.

"Dari deflasi 0,35 ini maka kita optimistis inflasi sampai akhir tahun yang diprediksi sampai 9 persen tidak akan terjadi," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa sesuai sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (1/10/2013).

Hatta mengatakan, ada potensi deflasi kembali terjadi di bulan Oktober ini jika fluktuasi harga makanan bisa terus dikendalikan. Untuk itu, kata dia, stabilitas harga pangan seperti kedelai, daging ayam dengan menjaga suplai akan menjadi perhatian serius pemerintah.

Ketika memimpin sidang kabinet paripurna, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar deflasi bisa dijaga. "Momentum ini kita jaga. Insya Allah upaya mengelola ekonomi kita yang sedang mengalami tekanan akan bisa berhasil," kata Presiden.

Seperti diberitakan, Badan Pusat Statistik (BPS)  mencatat, pada  September 2013 mengalami deflasi 0,35 persen atau pertama kali dalam 12 tahun terakhir. Deflasi terakhir terjadi pada September 2001.

Berdasarkan data BPS, inflasi tahun kalender (Januari-September 2013 ) sebesar 7,57 persen. Inflasi inti tahunan 8,4 persen (yoy). Inflasi inti bulanan 0,57 persen dan inflasi inti tahunan 4,72 persen (yoy).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com