Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Sudah Tidak Impor Sapi Bull

Kompas.com - 04/11/2013, 09:05 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengaku pihaknya sudah tidak lagi mengimpor sapi bull. Sapi bull adalah sapi pejantan unggul yang menghasilkan cairan semen (sperma) untuk inseminasi buatan.

"Sekarang sudah tidak beli lagi karena kita sudah swasembada dari sisi itu. Padahal, dulu kita beli sapi itu mahal, ratusan juta harganya. Sekarang, dari sisi ini, kita sudah menghemat devisa," kata Suswono di Padang saat peringatan Hari Pangan Sedunia 2013, pekan lalu.

Suswono menjelaskan, saat ini terdapat 672 ekor sapi bull di seluruh Indonesia. Adapun satu ekor sapi bull menghasilkan 20.000 dosis semen dalam setahun.

Lebih lanjut, Suswono menyatakan, pihaknya menargetkan produksi 5,2 juta dosis semen pada tahun depan. "Jadi, kita kalau dari sisi produksi semen kita sudah lebih untuk keperluan dalam negeri. Kita bahkan sebagian sudah ekspor," ujarnya.

Meskipun demikian, Suswono mengakui masih kekurangan sapi betina produktif. Ia berharap ada lebih banyak pelaku bisnis yang mengimpor sapi betina produktif. "Ini yang akan kita coba. Kita berharap mudah-mudahan nanti pelaku bisnis lebih banyak mengimpor sapi betina produktif. Kita akan dorong itu," kata Suswono.

Suswono mengatakan, sudah ada BUMN yang berencana mengimpor sapi indukan tersebut. Namun, dari pihak swasta memang belum ada. "Sapi indukan baru dari BUMN ada rencana Berdikari. Untuk dari swasta, belum ada yang mengajukan, justru mengajukan sapi siap potong dan sapi bakalan. Untuk sapi indukan, saya belum melihat ada permintaan dari swasta," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com