Padahal, BPJS Ketenagakerjaan sudah menyiapkan skema iuran antara lain, yakni paminan kecelakaan kerja sebesar 0,24 persen hingga 1,74 persen yang dibayarkan perusahaan, jaminan kematian 0,3 persen juga dibayarkan perusahaan dan Jaminan Hari Tua yang dibayarkan 3,7 persen oleh perusahaan dan 2 persen oleh tenaga kerja.
“Namun, besaran iuran ini masih dalam perdebatan. Pemerintah melalui beberapa Kementerian terkait meminta agar iuran ini diturunkan. Jadi, skema iuran tadi belum pasti,” ujar Endro Sucahyono, Kepala Divisi Teknis BPJS Ketenagakerjaan ditemui KONTAN di Bandung, Kamis (20/2/2014).
Yang terpenting, Endro yang mengaku pasrah itu menegaskan, peserta BPJS Ketenagakerjaan nantinya tetap memperoleh manfaat yang lebih baik dari yang ditawarkan PT Jamsostek (Persero), institusi lamanya.
“Ambil contoh, dalam hal terjadinya kecelakaan kerja. Tadinya, peserta mendapatkan kompensasi dan pengobatan maksimal Rp 20 juta. Setelah itu kan ditanggung sendiri. Nah, di BPJS Ketenagakerjaan tidak boleh terjadi lagi seperti itu, seharusnya manfaat medis tidak terbatas dan ditambah program Return to Work, yaitu program pemulihan hingga peserta kembali bekerja,” terang dia. (Christine Novita Nababan)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.