Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tol Trans-Sumatera Harus Sejajar Rel

Kompas.com - 28/02/2014, 09:01 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera harus diintegrasikan dengan moda transportasi lain dan juga infrastruktur utilitas lainnya. Usul ini diajukan agar tidak perlu dilakukan pembebasan lahan terus-menerus.

”Kita tahu persoalan pembebasan lahan selalu jadi kendala dalam pembangunan infrastruktur. JTTS (Jalan Tol Trans-Sumatera) yang akan menjadi urat nadi perekonomian Sumatera harus dipadukan dengan moda transportasi lain, terutama rel kereta, agar biaya logistik menjadi murah,” kata Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono di Jakarta, Kamis (27/2).

Selain itu, pembangunan JTTS juga merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk membuktikan bahwa kita mampu menata transportasi dengan baik dan berkelanjutan. Panjang JTTS sekitar 2.600 kilometer.

Sementara itu, Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) Tri Widjajanto mengatakan, Hutama Karya (HK) siap apabila diberi penugasan oleh negara untuk membangun JTTS. Penugasan itu diberikan kepada HK bukan sebagai kontraktor, melainkan sebagai badan usaha jalan tol (BUJT).

”Kami sudah merevisi AD/ART perusahaan kami dengan mencantumkan bidang usaha sebagai BUJT. Namun, SK dari Menteri BUMN baru keluar jika peraturan presiden soal penugasan ini terbit,” kata Tri.

Dalam pembangunannya, HK akan melakukan tender ke kontraktor sesuai Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012.

Tri mengatakan, HK akan membangun secara bertahap dan bekerja sama dengan badan usaha lain. Contohnya, untuk ruas Medan-Binjai, HK bekerja sama dengan PTPN II, PTPN III, dan PTPN IV, serta perusahaan daerah Sumatera Utara. ”Kami sudah membentuk perusahaan PT Hutama Prasarana Nusantara.”

Adapun untuk ruas di Sumatera Selatan dan Lampung, HK bekerja sama dengan perusahaan daerah Sumatera Selatan dan Lampung. ”Sementara untuk Pekanbaru-Kandis-Dumai, sampai saat ini belum ada kerja sama karena masih dalam tahap survei,” ujar Tri. (ARN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com