Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Makelar, Frans Kini Raja Mebel Beromzet Puluhan Miliar

Kompas.com - 17/05/2014, 14:56 WIB

Awalnya, Frans hanya makelar bagi agen eksportir furnitur rotan dan kayu jati. Tugasnya, mencari order pada agen dan kemudian meneruskan pesanan produksi pada perajin.

Namun, lantaran menjadi makelar cukup rumit, akhirnya mulai 2001 ia memilih mencari pembeli asing sendiri dengan bermodal jaringan yang sudah dirintisnya saat menjadi makelar.

Dengan bantuan teknologi  internet, ia mengelola banyak situs untuk menawarkan jasanya menjual mebel rotan dan kayu jati. Bisnis yang diawali dengan bekerjasama dengan dua karyawan, salah satunya dengan teman satu SMA itu, berjalan mulus.

Sedikit demi sedikit usahanya terus berkembang, hingga dia berhasil mengekspor berbagai furnitur berbahan rotan dan kayu jati sampai tiga kontainer setiap bulan. Dari situ dia berhasil melunasi utang sisa kebangkrutan usaha ayahnya.

Dengan modal yang dimiliki, tahun 2004 ia mulai berekspansi ke bisnis properti dan jual-beli batubara. Namun malang tak bisa ditolak, bisnis properti dan batubara yang dia jalankan merugi. Sementara itu, bisnis mebelnya pun kandas setelah rekan kerjanya yang juga teman SMA dulu membawa kabur uang perusahaan tanpa sisa.

Lagi-lagi Frans kembali menanggung utang besar dari bank. Seluruh aset baik rumah dan mobilnya disita. Frans sampai harus rela menumpang di rumah mertuanya. Setelah enam bulan dari peristiwa itu, Frans memutuskan kembali bangkit.

Dia mulai kembali mendekati para perajin. “Saya dapat pinjaman Rp 11 miliar dari perajin yang dulu bekerja dengan saya,” papar Frans. 

Di tengah keterpurukan itu ia tetap berusaha bangkit.  Dengan bantuan teknologi  internet, ia terus berusaha menjual produk furniturnya ke seluruh dunia. "Saya rajin melakukan pemasaran dari internet dan mengelola website, sehingga membuat saya seperti sekarang," katanya.

Semua upayanya itu tidak sia-sia. Sampai saat ini, ia sudah bisa mengekspor furnitur jati ke 45 negara dan membuka tiga toko di Tiongkok. Frans bilang, untuk saat ini tidak banyak kendala yang dia hadapi dalam menjalankan bisnisnya.

Itu juga yang membuat dia makin gencar mengembangkan bisnis. Ke depan, ia berencana untuk membuka dua toko lagi di China. Menurutnya, pangsa pasar di Negeri Panda itu masih sangat besar jika dikelola dengan baik.

Frans sendiri mengaku tidak tertarik merambah bisnis di sektor lain. Ia tetap akan fokus mengembangkan bisnis furnitur yang sedang dilakoninya. Apalagi dari pengalaman sebelumnya ia pernah gagal ketika merambah bisnis properti dan batubara.

Untuk membesarkan bisnis furnitur, ia fokus memproduksi furnitur luar ruangan, khususnya kayu jati. Frans sudah meninggalkan furnitur rotan karena bahan bakunya semakin sulit didapatkan.

Frans mengaku, tidak menyiapkan strategi khusus untuk mengembangkan usahanya yang bernaung di bawah PT Gading Dampar Kencana ini. Sebab, menurutnya, regulasi yang dikeluarkan pemerintah bisa berubah kapan saja. "Kalau regulasi berubah, strategi yang sudah disiapkan tidak akan ada gunanya," ujarnya.  (Dina Mirayanti Hutauruk)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com