Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Pungutan, DPR Kritik OJK

Kompas.com - 04/07/2014, 08:55 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperoleh kritikan dari Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tentang pungutan yang dibebankan OJK kepada industri sektor jasa keuangan. Menurut DPR, industri keuangan merasa keberatan dengan pungutan tersebut.

Anggota Komisi XI DPR Sadar Subagyo mengatakan, beberapa waktu lalu dirinya bertemu dengan beberapa emiten yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mereka mengeluhkan pungutan OJK lebih besar dibandingkan besaran pajak yang harus dibayar.

"Ada kira-kira 10 emiten saya bertemu. Tidak usah saya sebutkan namanya, pokoknya 10 emiten terbesar di bursa. Mereka mengeluhkan pungutan OJK," kata Sadar dalam rapat kerja Komisi XI dengan beberapa lembaga negara termasuk OJK, Kamis (3/7/2014).

Sadar mengungkapkan, saat ini OJK masih merupakan lembaga negara yang baru dibentuk. Adapun hasil dari pungutan tersebut belum bisa dirasakan secara langsung oleh industri keuangan.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK Rahmat Waluyanto mengungkapkan pihaknya menerima kritikan tersebut. Lebih lanjut, Rahmat menyatakan sebagai lembaga baru, tentu saja OJK membutuhkan banyak masukan.

"Kalau ada komentar, terutama dari pelaku pasar modal, saya respon positif. Kami menyadari sebagai lembaga baru, apalagi dibiayai APBN, kami harus hati-hati," ujar dia.

Beberapa waktu lalu diberitakan, industri masih merasa keberatan membayar pungutan OJK. Meski demikian, mereka tetap membayar karena telah dituangkan dalam peraturan. Ketua Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Fransiskus Welirang mengatakan tidak ada pemilahan lembaga yang harus membayat pungutan.

"Menurut saya itu salah, karena tidak semua emiten itu industri keuangan. Pasar modal tidak seluruhnya di sektor keuangan. Yang diperdagangkan adalah sahamnya," kata Franky.
Baca juga: Asosiasi Emiten: OJK Hanya Menjaga Kebun Binatang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

5 Tips Mengerjakan Psikotes Gambar Orang

Work Smart
Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com