Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pak Jokowi, Beker Sudah Berbunyi Nyaring...

Kompas.com - 30/10/2014, 21:00 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Meski demikian, kata Dradjad, jika Indonesia tak menyiapkan kebijakan antisipasi atas imbas meluas tapering ini, maka bisa saja terjadi koreksi atas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam kisaran 0,1 persen hingga 0,3 persen. "Efek psikologis dari koreksi ini yang berisiko tinggi, karena bisa memicu efek bola salju terhadap ekonomi Indonesia," papar dia.

Sekalipun koreksi itu terlihat kecil sebagai angka, Dradjad menyebutkan, realisasi angka pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa berada di kisaran 4 persen. "Dampak riilnya moderat, tetapi efek psikologisnya bisa serius kalau sampai pertumbuhan (ekonomi) kuartalan atau tahunan berada di level angka kepala 4," tegas dia.

Serius soal Trisakti?

Ekonom Econit, Hendri Saparini, mengatakan, keputusan The Fed menghentikan stimulus ini ibarat beker yang berbunyi sangat nyaring bagi Indonesia untuk membuat beragam perubahan di bidang ekonomi. "Yang harus dilakukan sekarang dan secepat-cepatnya adalah penguatan struktural," tegas dia, Kamis.

Kabinet Kerja, ujar Hendri, harus segera bisa merumuskan apa yang akan dikerjakan, dengan konsep yang utuh. Kuncinya, sebut dia, ada di Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. "Kalau Pak Andrinof (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Andrinof Chaniago) sering mengatakan pembangunan kita menuju negara gagal, sekarang perubahan konsep untuk mencegah hal itu terjadi ada di tangannya," ujar Hendri.

Dalam merumuskan konsep baru pembangunan tersebut, Hendri menyarankan Bappenas tak lagi membuat ratusan halaman tulisan seperti dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah yang sekarang ada. "Yang penting, dalam lima tahun itu mau kerjakan apa saja, insentif atau disinsentif untuk pekerjaan itu apa, tetapi harus pula terintegrasi. Kalau ratusan halaman, siapa yang baca?"

Pasalnya, rencana itu harus bisa dibaca juga kalangan pengusaha dan pelaku ekonomi lain pun semestinya paham rencana tersebut untuk bisa membuat rencana yang selaras dengan kemauan pemerintah. Pertanyaan besarnya sekarang, sebut Hendri, "Pak Jokowi betul-betul atau tidak mau melaksanakan Trisakti?"

Menurut Hendri, saat ini yang dibutuhkan Indonesia adalah "membelokkan" arah kebijakan ekonomi dengan memperkuat ekonomi domestik. Bagaimanapun, salah satu poin dalam Trisakti adalah kemandirian ekonomi.

Bila ingin mengurangi impor, misalnya, Hendri mengatakan, arah kebijakan harus dibuat dan digarap pijakannya sejak sekarang. "Termasuk bila hendak memulai tren peningkatan produksi dalam negeri, memperbaiki kapasitas produksi Indonesia."

Gula menjadi contoh komoditas yang dipilih Hendri. Data resmi pemerintah menyebutkan, ada kelebihan pasokan gula 2,9 juta ton. Menurut Hendri, bila blusukan ke perkebunan, akan didapat data kelebihan pasokan itu puluhan juta ton.

"Problemnya, perkebunan tak bisa jual ke pasar karena pasar dipenuhi gula impor. Itu pertanyaan untuk Pak Jokowi, mau ikuti pasar atau membuat arah baru kebijakan pangan? Harus membuat pilihan!"

Kemandirian dan putusan The Fed

Bicara impor dan kaitannya dengan keputusan The Fed menghentikan stimulus, impor itu dibayar pakai devisa alias mata uang asing—yang sayangnya paling umum adalah dollar AS. Ketika ekonomi Amerika membaik, investasi di dalam negeri mereka juga lebih menggiurkan, aliran dana akan berbalik lagi ke Amerika, kurs pasti berfluktuasi, dan impor akan terasa mencekik.

"Harus ada upaya mendongkrak kapasitas produksi di dalam negeri, perombakan kebijakan fiskal, revisi signifikan APBN, dan tak bisa lagi hanya mengandalkan moneter untuk menahan imbas atas kurs atau bahkan inflasi," kata Hendri. Khusus APBN, dia berharap pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla menjadikan anggaran negara tersebut sebagai pendorong produksi dalam negeri.

Selama ini, papar Hendri, belanja negara tak ada kontrol ketat atas asal produk, dari lokal atau impor. Contoh sederhana, kalau baju pegawai diarahkan membeli batik daripada baju bagus yang cenderung impor, dengan sendirinya inflasi karena impor bisa dikurangi sekaligus produksi di dalam negeri bakal menggeliat untuk memenuhi kebutuhan itu.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com