Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanada Ingin Lanjutkan Kerjasama di Bidang Perikanan dengan Indonesia

Kompas.com - 06/11/2014, 20:27 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Donald Bobiash, hari ini, Kamis (6/11/2014) bertemu dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti untuk membahas kerjasama yang akan dilanjutkan antara Kanada-Indonesia.

“Kami banyak berdiskusi bagaimana caranya bisa memperkuat kerjasama di wilayah baru seperti pengawasan dan penghitungan stok ikan,” kata Donald.

Dalam kesempatan sama, Menteri Susi menjelaskan bahwa Kanada telah memiliki program peningkatan pendapatan masyarakat nelayan di Sulawesi, bekerjasama dengan Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT).

“Ini akan kita tuntaskan di KKP. Mereka juga akan asistensi bagaimana caranya menghitung stok ikan yang ada , berapa besar kita boleh tangkap,” lanjut Susi.

Anang Noegroho, Kepala Pusat Analisas Kerjasama Antar Lembaga, KKP mengatakan, Susi adalah menteri pertama di Kabinet Kerja yang ditemui oleh Dubes Kanada. “Jadi, mereka sudah fokus di Sulawesi pada komoditas rumput laut, lalu mereka menyampaikan gagasan bagaimana mengembangkan kerjasama di pendugaan stok ikan yang memang sangat kita butuhkan itu,” kata Anang.

Saat ini, nilai perdagangan Indonesia-Kanada di sektor perikanan terbilang potensial. Ekspor garam dari Indonesia ke Kanada mencapai 38 juta dollar AS. Adapun komoditas ekspor paling banyak adalah frozen seafood.

“Tadi dibahas, kita mau bikin Mutual Recognition Agreement, semacam koridor perdagangan bilateral. Nanti bisa saling inspeksi antara unit-unit pengolahan di Kanada maupun unit pengolahan di indonesia yang mengespor ke Kanada,” pungkas Anang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Cadangan Devisa RI  Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Cadangan Devisa RI Turun Jadi 136,2 Miliar Dollar AS, Ini Penyebabnya

Whats New
Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Bea Cukai Klarifikasi Kasus TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com