Menurut dia, masih banyak cara lain yang bisa dilakukan untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia, yang salah satunya adalah dengan menggenjot penerimaan dari pajak. Yandri menjelaskan, saat ini pendapatan pemerintah dari sektor pajak baru mencapai 52 persen. Angka tersebut masih bisa ditingkatkan ke jumlah maksimal jika pemerintah mau bekerja keras.
"Kalau pemerintah menggenjot menjadi 80 persen saja itu sudah berapa triliun?" kata Yandri di Gedung DPR, Senanyan, Jakarta, Selasa (19/11/2014).
Pemerintah harus mencari dan melakukan solusi-solusi serupa untuk menggenjot penerimaan. Pembangunan infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, yang selama ini menjadi alasan pemerintah menaikkan harga BBM, yang pada akhirnya bisa dilakukan tanpa harus mengalokasikan subsidi.
"Subsidi ada, biaya pembangunan ada. Kalau masih kurang, itu tugas pemerintah baru. Ini jadinya kita anggap tidak bekerja untuk mencari uang. Jual bensin dan solar saja, tidak boleh," ujar Yandri.
Yandri meyakini, tak lama lagi anggota DPR akan mengajukan hak interpelasi kepada pemerintah untuk menjelaskan mengenai alasan kenaikan BBM ini. Saat mengumumkan kenaikan harga BBM kemarin, Presiden Jokowi mengungkap alasannya mengeluarkan kebijakan yang tidak populer ini.
Menurut Jokowi, negara membutuhkan anggaran untuk sektor produktif, seperti membangun infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan. Namun, anggarannya tidak tersedia karena dihamburkan untuk subsidi BBM yang terus menggelembung setiap tahun.
Sementara itu, bagi masyarakat miskin, pemerintah telah menyiapkan program perlindungan sosial dalam bentuk paket kartu yang sering disebut sebagai "kartu sakti". Paket itu berupa Kartu Keluarga Sejahtera, Kartu Indonesia Sehat, dan Kartu Indonesia Pintar.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.