Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keuntungan Investasi Primer dan Sekunder

Kompas.com - 06/03/2015, 09:00 WIB

                                         Ryan Filbert
                                        @RyanFilbert

KOMPAS.com - Kita tahu bahwa kebutuhan hidup terdiri dari kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier. Demikian pula dalam investasi, ada juga yang disebut investasi primer dan sekunder. Pada kesempatan kali ini, saya tidak akan menjabarkan investasi tersier, supaya tidak terlalu membingungkan.

Apa yang Anda ketahui mengenai investasi primer? Investasi primer adalah investasi yang menjadi cikal bakal dari investasi sekunder. Wah semua juga tahu, sekunder akan muncul setelah ada yang primer. Namun yang menjadi pertanyaannya adalah, investasi apakah yang termasuk investasi primer?
Dalam konteks pasar modal, investasi primer adalah investasi pada saham dan surat utang, yang dikenal dengan sebutan obligasi.

Saham dan obligasi disebut investasi primer karena dari kedua instrumen inilah muncul investasi-investasi lainnya. Sebagai contoh, apakah Anda mengenal yang namanya indeks? Ya, indeks saham gabungan, atau yang sebutan ngetrennya IHSG, adalah salah satu produk sekunder yang muncul akibat adanya pergerakan harga saham. Indeks adalah harga rata-rata dari seluruh saham yang terdapat di bursa efek Indonesia.

Oleh karena itu, indeks juga disebut sebagai produk sekunder, atau yang lebih beken dikenal dengan nama produk derivatif.

Kalau berbicara soal investasi, sebenarnya yang paling fair bukanlah bicara soal keuntungan terlebih dahulu, tapi risiko dulu, kenapa? Sebab seharusnya, Anda mengambil sebuah pilihan investasi bukan karena untung yang dapat Anda terima, tapi karena risiko yang Anda hadapi.

Coba lihat apakah risiko yang ada akan membuat Anda tetap santai walau terjadi kerugian, atau justru akan membuat Anda mendadak jadi orang gila.

Tentu saja, instrumen derivatif bukan hanya indeks. Apakah Anda pernah mendengar kata reksa dana saham? Ya, itu adalah produk yang isinya terdiri dari beberapa saham pilihan.

Saham-saham ini dipilih oleh seseorang yang dianggap lebih ahli dari Anda, dalam mengelola aset berbentuk saham di pasar modal. Oh ya, apa Anda juga pernah mendengar unit link? Ya, itu adalah saudara dekatnya reksa dana, yang harus dibeli melalui asuransi. Sehingga bila Anda membeli unit link equity, sebenarnya itu sama saja dengan reksa dana saham, yang merekat dengan aturan asuransi pada sebuah unit link.

Baiklah, bicara soal risiko, banyak orang mengatakan bahwa membeli produk turunan atau derivatif, seperti reksa dana, lebih tidak berisiko dibandingkan bila Anda memilih investasi primernya, yaitu saham. Apa benar?

Jawabannya, benar. Bila Anda tidak memiliki pengetahuan apa pun dalam pasar modal, maka produk turunan sebenarnya dibuat untuk memudahkan investor (Anda) dalam melakukan investasi. Contoh sederhananya yaitu indeks, yang fungsi awalnya adalah untuk mengetahui kesimpulan akhir pergerakan saham dalam sebuah periode.

Bila indeksnya turun, besar kemungkinan banyak saham-saham di dalam indeks tersebut yang juga turun.

Sedangkan dewasa ini, reksa dana dikatakan sebagai pilihan investasi yang risikonya terukur. Bahkan semua, atau hampir semua perencana keuangan di Indonesia menggunakan reksa dana sebagai senjata untuk mengatur perencanaan keuangan kliennya.

Namun sebenarnya, produk turunan memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan produk utama atau primernya, mengapa? Karena ada unsur kebergantungan antara harga reksa dana serta indeks, terhadap pergerakan saham.

Artinya, risiko investasi di kedua hal ini berbeda. Bila memutuskan untuk berinvestasi pada saham, Anda perlu memahami bahwa bila Anda seorang awam, besar kemungkinan Anda akan mengalami kerugian bila memilih saham yang salah. 

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 2 Mei 2024, Harga Jagung Tk Peternak Naik

Whats New
CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

CIMB Niaga Cetak Laba Sebelum Pajak Rp 2,2 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Rincian Tarif Listrik per kWh Berlaku Mei 2024

Whats New
Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Inflasi AS Sulit Dijinakkan, The Fed Pertahankan Suku Bunga

Whats New
The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

The Fed Tahan Suku Bunga, Mayoritas Saham di Wall Street Melemah

Whats New
IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melemah Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

5 Cara Tarik Tunai DANA di Alfamart, IndoMaret, dan ATM

Spend Smart
Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Hari Buruh dan Refleksi Ketimpangan Gender

Whats New
Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Punya Aset Rp 224,66 Triliun, LPS Siap Jamin Klaim Simpanan Bank Tutup

Whats New
Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Tak Lagi Khawatir Lupa Bawa Uang Tunai Berbelanja di Kawasan Wisata Samosir

Whats New
Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting Saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com