Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei OECD: Indeks Kinerja Logistik Indonesia Paling Rendah

Kompas.com - 25/03/2015, 13:46 WIB
Estu Suryowati

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) Angel Gurria menuturkan, untuk memeratakan kesejahteraan perlu pembangunan infrastruktur. Untuk mempercepat hal tersebut, Indonesia membutuhkan kebijakan ganda.

"Pertama memanfaatkan public resources, dan kedua membuat regulasi baik untuk menarik sektor swasta," kata dia dalam Peluncuran Survei Ekonomi dan Pendidikan Indonesia oleh OECD, di Jakarta, Rabu (25/3/2015).

OECD mengemukakan buruknya infrastruktur menghambat pembangunan. Dari sebelas negara yang disurvei, Indonesia menempati ranking terendah dalam indeks kinerja logistik dengan skor hanya di kisaran 2,5. Singapura menduduki peringkat pertama dengan indeks terbaik di level 4,25.

Skor 1 menunjukkan kinerja paling buruk, sementara skor 5 menunjukkan kinerja paling baik. Berturut-turut setelah Singapura, negara yang memiliki kinerja logistik baik yakni Afrika Selatan, Malaysia, Chili, Thailand, Brazil, Meksiko, India, Filipina, dan Vietnam. Indonesia berada di urutan terakhir.

Angel mengatakan, pemerintah bisa mengalokasikan sumber daya lebih untuk pembangunan infrastruktur. Dia mengakui, kebijakan penghapusan subsidi bahan bakar minyak (BBM) yang diambil Presiden Joko Widodo memang sangat kontroversial.

"Tapi Jokowi sudah melakukan hal benar. Penghapusan subsidi bahan bakar minyak bisa menyehatkan anggaran," imbuh Angel.

Dalam kesempatan sama, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, Indonesia terus melakukan reformasi struktural di bidang ekonomi. Di infrastruktur, dia bilang, pemerintah tidak hanya mengandalkan pembiayaan dari APBN.

"Kami mengundang sektor swasta, bisa dilakukan private maupun Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Kami sangat membutuhkan reformasi struktural di ekonomi. OECD kami harapkan bisa memberikan saran," kata Bambang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com