Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produsen Gula Domestik Kian Terpojok

Kompas.com - 26/03/2015, 19:38 WIB
Stefanno Reinard Sulaiman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB), Rina Oktaviani menyoroti industri gula Indonesia yang kian terpojok karena naiknya tren impor komoditas tersebut.

"Permintaan gula cenderung naik tapi produksi domestik stagnan. Ketersediaan gula Indonesia meningkat dengan laju 9,7 persen, namun produksi domestik meningkat hanya sebesar 0,47 persen. Lalu, pertumbuhan impor gula 130,7 persen (2001-2011)," kata Rina, Kamis (26/5/2013).

Menurut Rina, Indonesia berada di peringkat 4 dunia sebagai importir utama gula, dengan CR (rasio konsentrasi) 5,4 persen dari total CR4 importir sebesar 24,4 persen . Selain itu, kata dia, jika dibandingkan dengan beras, jagung, dan kedelai, komoditas gula pasir memiliki share impor yang paling tinggi.

"Pada tahun 2011 share impor gula pasir 21,2 persen, sedangkan beras 18,5 persen, jagung 12,5 persen, dan kedelai 15,1 persen," jelas Rina.

Sementara itu dari sisi segmentasi pasar gula, Rina mengatakan ada sejumlah masalah yang timbul dari revisi SK No. 527 mengenai kebijakan stabilisasi harga gula. Menurut dia muncul permasalahan seperti tidak seimbangnya pasokan dan permintaan, hingga tidak efektifnya kebijakan pemisahan pasar gula (gula kristal putih dengan gula rafinasi untuk industri pengolahan.

"Gula rafinasi sering ditemukan di pasar konsumsi. Sehingga para produsen gula kristal putih (GKP) merasa ditekan seiring harga GKP ikut tertekan. Kondisi ini tentu mempengaruhi pencapaian swasembada gula karena kebijakan ini belum efektif," jelas Rina.

Rina juga memamparkan dari jumlah pabrik gula kian menurun. Berdasarkan data dari presentasinya, tahun 1930 jumlah pabrik gula ada 1.799 pabrik, sedangkan di tahun 2012 jumlahnya berkurang hingga 62 pabrik.

"Kapasitas tahun 2012 hanya 2.500-6.000 ton tebu per hari (TCD). Sedang target produksi 205.000 TCD. Sebaiknya pabrik gula sebaiknya juga melakukan usaha diversifikasi melalui bisnis turunan tebu non gula," kata Rina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Shopee lewat ATM BRI dan BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Apa yang Dimaksud dengan Inflasi dan Deflasi?

Earn Smart
Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Gampang Cara Cek Mutasi Rekening lewat myBCA

Spend Smart
Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Penurunan Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Indonesia Berpotensi Tertahan

Whats New
Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Gaji ke-13 untuk Pensiunan Cair Mulai 3 Juni 2024

Whats New
Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com