Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Puas dengan Kinerja Tim Ekonomi, Jokowi Turun Tangan Lobi Investor

Kompas.com - 02/07/2015, 11:00 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -
Presiden Joko Widodo tidak puas terhadap kinerja tim ekonominya. Sehingga pria yang akrab disapa Jokowi ini pun turun tangan sendiri untuk mempromosikan ekonomi Indonesia kepada para investor yang skeptis.

Dalam dua pekan terakhir ini, Jokowi dan para pembantu terdekatnya melakukan pertemuan dengan para manajer investor dan ekonom-ekonom terkemuka sebagai upaya bagian kampanye untuk membalikkan sentimen negatif.

Para ekonom menyebutkan, Presiden Jokowi mempertimbangkan untuk melakukan pertemuan tersebut setiap sebulan.

"Kami harus menginformasikan lebih baik kepada pasar, mengenai kemajuan yang telah dibuat," sebut seorang pejabat Istana yang menghadiri pertemuan, kepada Reuters.

"Kementrian-kementrian tidak melakukan hal tersebut (menginfromasikan-red), dan kenyataannya kami telah mengalami beberapa kemajuan. Tetapi, tidak ada yang bisa melihat hal itu. Itu alasan kami melakukan pertemuan tersebut," tambah dia.

Awal pekan ini, Jokowi melakukan pertemuan dengan 11 ekonom membahas pencapaian pemerintah, termasuk dimulainya pembangunan tol Trans-Sumatera.

Para ekonom menyebutkan, Jokowi berbicara dengan lembut dan tenang, mengatakan kepada mereka bahwa kinerja ekonomi pemerintah akan membaik pada semester dua tahun ini, seiring dengan penyelesaian hambatan-hamabtan di proyek-proyek infrastruktur yang terhenti.

Presiden, sebut mereka, juga berjanji akan lebih sering "blusukan" menginspeksi proyek-proyek besar seperti pembangunan light rail trail di Jakarta, untuk memastikan proyek sesuai jadwal.

Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Panjaitan juga melakukan pertemuan dengan hampir 20 orang manajer investasi, termasuk dari Deutshe Bank, Schroders, dan CLSA.

Namun, sebagian peserta yang hadir tidak menilai pertemuan tersebut tidak bisa membawa perubahan yang signifikan.

"Pertemuan tidak membawa banyak perubahan. Masalahnya tidak dapat diselesaikan begitu saja," sebut ekonom Bank Mandiri Anton Gunawan, salah seorang yang ikut hadir dalam pertemuan tersebut.

Para peserta yang hadir mengatakan, presiden memerlukan seorang bintang di tim ekonominya yang dipercaya pasar dan dapat meyakinkan para investor untuk meyimpan dananya di Indonesia.

Beberapa pihak merekomendasikan agar Jokowi menunjuk Sri Mulyani, yang sekarang ini menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, menjadi peminpin tim ekonominya.

Tim ekonomi yang saat ini dipimpin oleh Menko Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro,  dikritik karena tidak mampu menunjukan kinerja yang lebih baik.

Para investor cenderung fokus pada hal-hal yang negatif, seperti  pertumbuhan ekonomi terlemah sejak 2009, permintaan konsumen yang lesu, tertundanya proyek-proyek infrastruktur, serta meningkatnya pengangguran dan inflasi.

"Presiden melihat semua fundametal Indonesia baik. Yang buruk adalah persepsinya," ucap anggota tiam komunikasi presiden, Teten Masduki.

Menurut Destry Damayanti, ekonom Bank Mandiri yang juga hadir dalam pertemuan, Presiden Jokowi sendiri mengakui adanya masalah di kabinetnya. "Namun dia tidak menyebutkan nama," ucap Destry.

Baca juga: "Menteri-menteri di Bidang Ekonomi Harus Dirombak.."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com