"Pelayaran rakyat perlu diperhatikan karena kalau sistem tol laut atau pendulum nasional itu menggunakan kapal besar, siapa yang nanti menyalurkan barang melalui sungai-sungai ke berbagai daerah?" ujar Direktur Transportasi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihantono di Jakarta, Selasa (18/7/2015).
Sebenarnya kata dia, pembangunan tol laut bukan berarti mengabaikan pelayaran rakyat. Bahkan ucap dia, dalam rencana pembangunan tol laut, pemerintah juga akan melakukan revitalisasi pelayaran rakyat.
Pemerintah memandang perlunya percepatan perumusan Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pelayaran rakyat dan pengembangan standart sparepart kapal kayu, dan juga perlu adanya suplai barang dari BUMN untuk lebih menghidupkan pelayaran rakyat.
Menurut Bambang, pelayaran rakyat justru sangat penting bagi kesuksesan tol laut nantinya. Kapal-kapal kecil yang biasa digunakan dalam pelayaran rakyat bisa mendistribusikan barang-barang dari pelabuhan-pelabuhan utama tol laut, keberbagai daerah.
Pada 2016, implementasi tol laut akan mulai mengembangkan industri galangan kapal bersama BUMN, pengembangan pelabuhan subsider, pengembangan pelayaran rakyat, dan pengembangan multi moda dati dan ke pelabuhan.
"Pemerintah pada 2016 nanti Rp menganggarkan Rp 34,4 triliun dimana untuk transportasi laut Rp 13,6 triliun, untuk angkutan penyeberangan Rp 5,4 triliun, khusus untuk pengembangan pelabuhan oleh Pelindo Rp15,2 triliun," ucap Bambang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.