Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lion Air Kejar Target 87,5 Persen Ketepatan Waktu Terbang

Kompas.com - 19/08/2015, 15:05 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Lion Air sempat memiliki masalah serius terkait delay berkepanjangan pada Februari 2015 lalu. Akibat keterlambatan penerbangan itu, terjadi penumpukan penumpang di berbagai bandara, tentu yang paling parah terjadi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Menurut Direktur Umum Lion Air Edward Sirait, setelah kejadian itu, Lion Air berupaya berbenah diri. Bahkan maskapai berlogo singa itu menargetkan On Time Performance (OTP) atau ketepatan waktu terbang bisa mencapai 87,5 persen.

"Lion Air terus melakukan proses perbaikan layanan, terutama di ketepatan penerbangan. Tahun lalu OTP kita sekitar 74 persen, saat ini 80 persen dan kita kejar 85 sampai 87,5 persen," ujar Edward di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (19/8/2015).

Selain meningkatkan pelayanan, Lion Air juga akan terus mendatangkan pesawat baru untuk menambah armadanya. Salah satu pesawat yang dipesan dan sudah datang yaitu Boeing B737-800 Next Generation.

Dengan penambahan pesawat tersebut, total pesawat yang dioperasikan Lion Air sebanyak 104 pesawat. Selain Boeing, Lion Air juga sudah memesan beberapa pesawat dari Airbus. Rencananya, akhir tahun ini pesawat Airbus tipe A330-300 akan datang dan diproyeksikan menggantikan pesawat lama Lion Air tipe B737.

Berdasarkan data Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait ketepatan waktu penerbangan atau On Time Performance (OTP) maskapai pada tahun 2014, maskapai Lion Air menempati posisi ke 10 dengan ketepatan waktu penerbangan 73,80 persen.

Menyikapi hal itu, Direktur Operasional Lion Air Daniel Putut menilai data ketepatan penerbangan yang dikeluarkan Kemenhub itu tak bisa menjadi acuan penilaian layanan suatu maskapai. Pasalnya, dibandingkan maskapai lain, penerbangan Lion Air merupakan yang terbanyak.

"Saya pikir dengan presensi 171.000 flights, dibanding dengan yang lain, itu (data) bukan bukti angka yang baku," ujar Daniel saat dihubungi Kompas.com, akhir Februari 2015.

Meski bagitu, Lion Air Mengaku tetap akan memperbaiki OTP pada tahun 2015. Beberapa usaha untuk meningkatkan ketepatan waktu terbang pun dilakukan mulai dari pengawasan OTP setiap tiga jam sekali sampai menyediakan 10 pesawat cadangan.

"Saya kemarin sudah setiap bandara ada di Jakarta 4 pesawat, di Surabaya 2 pesawat, Medan 2 pesawat, Ujung pandang 2 pesawat. Total ada 10 pesawat cadangan," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Masuk ke Beberapa Indeks Saham Syariah, Elnusa Terus Tingkatkan Transparansi Kinerja

Whats New
Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-'grounded' Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Pesawat Haji Boeing 747-400 Di-"grounded" Pasca-insiden Terbakar, Garuda Siapkan 2 Armada Pengganti

Whats New
ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

ASDP Terus Tingkatkan Peran Perempuan pada Posisi Tertinggi Manajemen

Whats New
Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Jaga Loyalitas Pelanggan, Pemilik Bisnis Online Bisa Pakai Strategi IYU

Whats New
Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Bulog Targetkan Serap Beras Petani 600.000 Ton hingga Akhir Mei 2024

Whats New
ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

ShariaCoin Edukasi Keuangan Keluarga dengan Tabungan Emas Syariah

Whats New
Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Insiden Kebakaran Mesin Pesawat Haji Garuda, KNKT Temukan Ada Kebocoran Bahan Bakar

Whats New
Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Kemenperin Pertanyakan Isi 26.000 Kontainer yang Tertahan di Pelabuhan Tanjung Priok dan Tanjung Perak

Whats New
Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Tingkatkan Akses Air Bersih, Holding BUMN Danareksa Bangun SPAM di Bandung

Whats New
BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

BEI: 38 Perusahaan Antre IPO, 8 di Antaranya Punya Aset di Atas Rp 250 Miliar

Whats New
KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

KAI Services Buka Lowongan Kerja hingga 25 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Anggaran Pendidikan di APBN Pertama Prabowo Capai Rp 741,7 Triliun, Ada Program Perbaikan Gizi Anak Sekolah

Whats New
Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada 'Pertek' Tak Ada Keluhan yang Masuk

Bantah Menkeu soal Penumpukan Kontainer, Kemenperin: Sejak Ada "Pertek" Tak Ada Keluhan yang Masuk

Whats New
Tidak Ada 'Black Box', KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Tidak Ada "Black Box", KNKT Investigasi Badan Pesawat yang Jatuh di BSD

Whats New
Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Investasi Rp 10 Miliar, Emiten Perhotelan KDTN Siap Ekspansi Bisnis Hotel Rest Area

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com