Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rupiah Melorot, Masyarakat Diminta Kurangi Konsumsi Barang Impor

Kompas.com - 25/08/2015, 21:19 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah meminta masyarakat untuk mengurangi konsumsi atau penggunaan barang-barang impor di tengah melemahnya nilai tukar rupiah.

Hingga perdagangan sore hari ini, nilai tukar rupiah turun sebesar 0,03 persen menjadi 14.054 per dollar AS. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro membenarkan bahwa nilai tukar rupiah yang terus melemah mengganggu daya beli masyarakat.

Pelemahan nilai tukar ini tentu saja, kata Bambang, akan berdampak ke inflasi. Sayangnya, Bambang tidak memaparkan bagaimana pemerintah menjaga daya beli masyarakat di tengah pelemahan rupiah. Ia justru meminta masyarakat untuk mengurangi konsumsi barang impor.

"Saat ini, saat terbaik bagi kita. Kalau sekarang membeli barang impor terasa memberatkan, ya kenapa tidak membeli, mengonsumsi, menggunakan barang produksi dalam negeri?" kata Bambang ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (25/8/2015).

Catatan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, tanpa diminta pun, konsumsi barang impor telah turun. BPS mencatat, nilai impor pada Juli 2015 mencapai 10,08 miliar dollar AS atau turun 22,36 persen dibandingkan impor Juni 2015 yang sebesar 12,98 miliar dollar AS.

Impor barang konsumsi pada bulan itu sudah turun 31,31 persen dibandingkan nilai impor sebulan sebelumnya. Impor barang konsumsi pada bulan Juli 2015 tercatat 706,1 juta dollar AS, turun drastis dibanding Juni 2015 yang mencapai 1,027 miliar dollar AS.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono menuturkan, penurunan impor pada Juli disebabkan salah satunya karena pengaruh melemahnya mata uang beberapa negara.

"Terutama menguatnya nilai dollar terhadap mata uang asing, apalagi beberapa hari lalu, China melakukan devaluasi yuan hampir 2 persen. Ini berdampak pada negara lain, terutama yang menjadi mitra dagang Tiongkok," kata Adi, Selasa (18/8/2015).

Dalam rapat badan anggaran, Selasa (25/8/2015), Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengatakan, hingga 24 Agustus 2015, nilai tukar rupiah telah melemah 11,8 persen sejak awal tahun atau year to date (ytd).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Asosiasi Furnitur Optimistis Rebut 1 Persen Pangsa Pasar Global di 2024

Asosiasi Furnitur Optimistis Rebut 1 Persen Pangsa Pasar Global di 2024

Whats New
Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Sasar Milenial, MSIG Life dan Bank BJB Luncurkan Asuransi Jiwa Smile Life Extra Plus

Whats New
Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Dukung Pengembangan SDM, IWIP-WBN Buka Program Beasiswa untuk Mahasiswa dan Mahasiswi di Halteng dan Haltim

Whats New
Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Renovasi hingga Buka Toko Baru, Supra Boga Lestari Siapkan Capex Rp 49,5 Miliar

Whats New
'Multiplier Effect' Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

"Multiplier Effect" Gaji ke-13 PNS, TNI-Polri, dan Pensiunan

Whats New
Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Aturan Impor Direvisi, Dunia Usaha: Terima Kasih Pemerintah...

Whats New
Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Malaysia Mulai Pangkas Subsidi Solar, Hemat Rp 12,7 Triliun Setahun

Whats New
63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

63 Persen Gen Z Sebut Lebih Penting Bawa Smartphone Ketimbang Dompet, Berikut Alasannya

BrandzView
Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah

Whats New
Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Emiten Ritel RANC Absen Bagi Dividen, Ini Sebabnya

Whats New
Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Dukung Ekosistem Urban Terintegrasi, Bank Mandiri Perkuat Kemitraan dengan Lippo Group

Whats New
OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap 'Cross Ownership'

OJK: Proses Merger Bank MNC dan Nobu Masih Lanjut, Saat Ini Tahap "Cross Ownership"

Whats New
Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Kondisi Perekonomian Global Membaik, BI Pertahankan Suku Bunga Acuan 6,25 Persen

Whats New
Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Indonesia Mampu Menghasilkan Karet Lebih Besar daripada Amerika Serikat

Whats New
Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Citi Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 665,9 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com